MAWAKA ID | Pada perdagangan Rabu (19/1/2022) emas mampu meroket nyaris 1,5% US$ ke kisaran US$ 1.839/troy ons. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Emas yang melempem pada tahun lalu, di tahun ini bakal mencuri panggung di pasar finansial global di tahun ini.
Baca Juga:
Harga Emas Naik Hingga Capai Rp1,040 Juta/Gram
Tanda-tanda tersebut terlihat setelah emas mampu bertahan di atas US$ 1.800/troy ons meski bank sentral Amerika Serikat (AS) akan agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.
Pada perdagangan Rabu (19/1) emas bahkan mampu meroket nyaris 1,5% US$ ke kisaran US$ 1.839/troy ons. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Dalam dua hari terakhir, emas kembali turun meski tipis-tipis. Dalam sepekan, logam mulia ini sukses mencatat penguatan 0,88% ke US$ 1.833/troy ons.
Baca Juga:
Berikut Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian
Seperti diketahui dalam notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) bulan Desember terungkap, beberapa pejabat teras melihat nilai neraca (balance sheet) bisa segera dikurangi setelah suku bunga dinaikkan.
Artinya, The Fed jauh lebih agresif dari perkiraan pasar. Sebelumnya, pelaku pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, dan paling awal di bulan Maret.
Kenaikan suku bunga merupakan musuh utama emas yang bisa membuat nilainya merosot. Tetapi nyatanya emas sukses mencatat penguatan dua pekan beruntun dan kembali ke atas US% 1.800/troy ons.