COP26 bertujuan untuk mengatur dunia pada jalur menuju nol emisi pada pertengahan abad ini.
Pada hari Sabtu, Arab Saudi juga mengatakan akan bergabung dengan upaya global untuk mengurangi emisi metana - gas pemanasan planet lainnya - sebesar 30 persen pada tahun 2030, sementara Aramco berkomitmen untuk menjadi perusahaan nol emisi karbon pada tahun 2050.
Baca Juga:
Buat MbS Kebal Hukum di Kasus Khashoggi, AS: Tidak Terkait Bilateral
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari 130 negara telah menetapkan atau sedang mempertimbangkan target pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi nol pada pertengahan abad ini, sebuah tujuan yang dikatakannya "penting" untuk menjaga iklim bumi yang layak huni.
Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak OPEC, juga sangat bergantung pada minyak dan gas alam untuk memenuhi permintaan listriknya yang terus meningkat dan kerja rutin mereka memurnikan air untuk konsumsi rakyatnya.
Arab Saudi yang berpenduduk 34 juta orang diperkirakan menyemburkan sekitar 600 juta ton karbon dioksida per tahun. Jumlah itu lebih besar dari Prancis (populasi 67 juta orang) dan sedikit kurang dari Jerman (populasi 83 juta orang).
Baca Juga:
Soal Penahanan Pangeran Abdullah, Arab Saudi Buka Suara
Netralitas karbon adalah keseimbangan antara emisi karbon dan penyerapan karbon dari atmosfer.
Menurut PBB, circular economy sangat penting untuk mencapai tujuan iklim dunia.
Upaya tersebut berupa menghindari konsumsi berlebihan dari limbah dan penggunaan bahan bakar fosil dengan cara menyewakan, menggunakan kembali, memperbaiki dan mendaur ulang bahan dan produk yang ada. [gab]