MAWAKA ID | Di tengah memanasnya situasi geopolitik internasional, terutama sejak terjadinya serangan Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu, Indonesia masih menjalin kerja sama dengan Rusia.
Menyadur dari CNBC Indonesia salah satu proyek 'raksasa' Rusia di Indonesia yaitu proyek kilang bahan bakar minyak (BBM) baru (Grass Root Refinery/ GRR) Tuban, Jawa Timur.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Adapun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor minyak dan gas bumi asal Rusia yang berinvestasi di proyek kilang minyak ini yaitu Rosneft. Rosneft bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) membentuk perusahaan patungan yang diberi nama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).
Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft melalui Rosneft Singapore memiliki kepemilikan saham 45%.
Proyek kilang minyak senilai US$ 13,5 miliar atau sekitar Rp 194,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) ini sempat menimbulkan kehebohan di publik karena warga di sekitar area proyek kilang ini tiba-tiba menjadi kaya raya akibat pembayaran penggantian lahan untuk kilang ini.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Pada Februari 2021 lalu warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tiba-tiba berbondong-bondong memborong ratusan mobil setelah menerima uang ganti dari penjualan lahan kepada Pertamina.
Proyek kilang dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari (bph) ini ditargetkan beroperasi pada Juni 2027.
Lantas, bagaimana progresnya saat ini, terutama di tengah memanasnya kondisi geopolitik internasional saat ini?