Martabat.WahanaNews.co | Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengubah penamaan kawasan Kota Tua menjadi Batavia dikritik sejarawan Andi Ichsan.
Andi juga mempertanyakan dasar kajian yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sebelum melakukan perubahan nama itu.
Baca Juga:
Pratu J Tusuk Pengamen Hingga Tewas Terancam Bui 10 Tahun dan Dipecat dari TNI
Sebab, ia menilai langkah tersebut kurang tepat apabila tujuannya hanya sebagai penanda kawasan bersejarah semata.
"Menjadi pertanyaan adalah tujuan Pak Gubernur melalukan perubahan nama ini apa. Kalau pengingat sejarah, mau merujuk sejarah yang mana," ujarnya dikutip, Minggu (11/8).
Andi mengatakan sejarah kawasan Kota Tua tidak hanya sebatas pada nama Batavia semata. Meskipun diakuinya nama itu paling melekat sejak digunakan sebagai markas dagang VOC oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Baca Juga:
Jelang Tahun Baru 2023, Kota Tua Jakarta Dipadati Pengunjung
Ia menjelaskan sebelum dikenal dengan Batavia, sejarah penamaan Jakarta dimulai dengan Sunda Kelapa ketika masih dikuasai oleh kerajaan Hindu Pajajaran pada 1950-1980.
Nama tersebut kemudian beralih menjadi Jayakarta usai Pangeran Fatahillah berhasil mempertahankan Sunda Kelapa dari gempuran Bangsa Portugis. Nama Jayakarta itulah, yang menururtnya kemudian mendunia setelah jalur perdagangan semakin bertambah.
"Jadi rujukan sejarah nama kota Jakarta itu ada banyak. Sekarang yang harus diperjelas kenapa memilih nama itu, apa alasannya," jelasnya.