Komentar dan saran yang disampaikan oleh para delegasi dari negara-negara anggota G20 tentunya akan diintegrasikan dalam prospektus RIIG pertama yang akan dilaksanakan pada akhir Maret 2022 mendatang.
Mempertimbangkan tanggapan, masukan, dan kepentingan negara-negara anggota G20, para anggota delegasi negara anggota G20 mengusulkan beberapa poin untuk dibahas dalam rangkaian RIIG berikutnya pada tahun 2022.
Baca Juga:
Rusia: Presidensi Indonesia Sukses Jaga G20 Tanpa Politisasi
Pertama, mengusulkan kerangka kerja yang spesifik, praktis, dan layak untuk berbagi fasilitas, pendanaan, data, dan infrastruktur antara negara-negara G20, dengan mempertimbangkan masalah keamanan data.
Indonesia akan memberikan konsep open platform yang lebih rinci untuk dibahas dalam pertemuan RIIG berikutnya.
Kedua, mengidentifikasi keterlibatan negara anggota G20 saat ini dalam ilmu kelautan. Ketiga, mempertajam fokus pada energi terbarukan dan menawarkan upaya yang lebih terarah pada sumber energi terbarukan tertentu.
Baca Juga:
Perekonomian Nasional Diyakini Mampu Lewati Hadangan “Awan Gelap” Ekonomi Global 2023
Di bidang ilmu antariksa dan bumi, kata Agus, RIIG menawarkan riset dan inovasi pemanfaatan teknologi antariksa untuk mendukung kelautan dan keanekaragaman hayati.
RIIG mencatat bahwa negara-negara anggota G20 memiliki minat yang besar terhadap kerja sama riset antariksa dan ilmu bumi.
Kendati demikian, sebagian besar negara peserta RIIG tampaknya lebih suka melanjutkan keterlibatan mereka saat ini daripada memasuki kolaborasi baru secara eksklusif di antara negara-negara G20.