Jurnalmaritim.id | Terdapat empat bidang riset potensial yang dibahas di dalam Research Innovation Initiative Gathering (RIIG) dalam rangkaian kegiatan presidensi G20.
Riset potensial tersebut yakni keanekaragaman hayati, laut dan ilmu kelautan, antariksa dan ilmu kebumian, serta energi baru terbarukan.
Baca Juga:
Rusia: Presidensi Indonesia Sukses Jaga G20 Tanpa Politisasi
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Agus Haryono, mengatakan perlunya komitmen dan partisipasi dalam kerja sama riset dan inovasi, serta kerangka kerja yang spesifik, layak, dan dapat ditindaklanjuti.
“RIIG menawarkan kerja sama riset beserta pemanfaatannya di bidang-bidang tersebut. Hal ini tidak lain untuk mendukung Blue and Green Economy serta transisi menuju Clean Energy. Negara-negara anggota G20 sangat mendukung riset ini,” ujar Agus yang juga ketua RIIG, Kamis (24/2).
RIIG merupakan side event G20 yang digagas BRIN. Tujuan RIIG untuk meningkatkan, mengintensifkan, serta memperkuat kolaborasi riset dan inovasi dengan berbagi sarana, prasarana, dan pendanaan di antara negara-negara anggota G20.
Baca Juga:
Perekonomian Nasional Diyakini Mampu Lewati Hadangan “Awan Gelap” Ekonomi Global 2023
Menurut Agus, RIIG akan membahas usulan kerangka kerja yang spesifik, praktis, dan layak untuk berbagi fasilitas, data, pendanaan, dan infrastruktur antar negara G20.
RIIG akan memperkuat kolaborasi riset dalam bidang ilmu kelautan, mempertajam fokus pada energi baru terbarukan, serta menawarkan upaya yang lebih terarah pada sumber energi terbarukan tertentu.
Agus mengatakan Indonesia akan mengadopsi dan mempertimbangkan semua masukan dari setiap negara anggota G20 yang hadir dalam pertemuan ini.