Jurnalmaritim.id | Krakatau International Port (KIP) mengincar pertumbuhan kinerja dengan memanfaatkan potensi ekonomi maritim dan ekosistem logistik. Potensi ekonomi maritim Indonesia sendiri memiliki skala jumbo, dengan estimasi menembus Rp 1.000 triliun.
Chief Executive Officer KIP Akbar Djohan menjelaskan, dalam upaya menangkap potensi tersebut, perlu penguatan rantai pasok logistik sebagai satu ekosistem yang utuh. Mulai dari pelabuhan dengan fasilitas mumpuni, terintegrasi dan kapasitas yang besar.
Baca Juga:
Sosialisasi Pilkada 2024 KIP Nagan Raya untuk Kepala Desa dan Camat Aceh
Menurut Akbar, KIP punya kompetensi dengan kedalaman pelabuhan mencapai -21 meter Low Water Spring (LWS), lebih dalam dari Pelabuhan Priok yang hanya -14 meter LWS. KIP sendiri merupakan pelabuhan curah terbesar di Indonesia.
"KIP berlokasi di Banten dekat dengan Jakarta. Dengan kapasitas dan fasilitasnya, KIP bisa mendorong ekonomi di Banten dan mendukung ekonomi nasional dengan menopang Priok sebagai pusaran perdagangan di Indonesia," ujar Akbar dalam rilis yang disiarkan Jum'at (14/10).
Akbar bilang, saat ini KIP memiliki kesiapan untuk menjadi pelabuhan hub energi di Banten dan sekitarnya. Terlebih Banten memiliki tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang membutuhkan logistik batubara dan beberapa proyek strategis nasional bidang energi.
Baca Juga:
Ketua PWI Subulussalam Sebut Peran Pers Pilkada, Mengedukasi Pemulih dan Cegah Berita Hoax
Posisi strategis di bidang energi tersebut dinilai penting, termasuk untuk pembangunan ekonomi maritim. Namun dalam skala ini perlu ada kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, BUMN, maupun swasta.
"Masih banyak yang bisa dikembangkan. Potensi ekonomi maritim sangat besar dan harus dijawab dengan berbagai inovasi dan kolaborasi, guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan mengantisipasi resesi ekonomi global di tahun depan," tandas Akbar.
Adapun potensi ekonomi maritim Indonesia diestimasikan mencapai Rp 1.231 triliun pada tahun 2019 dan Rp 1.212 triliun pada tahun 2020. Meski nilainya turun, tapi kontribusi ekonomi maritim meningkat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.