Jurnalmaritim.id | Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Panama Erika Mouynes di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, Jumat (8/4/2022).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas potensi kerja sama di bidang konservasi perairan untuk menekan emisi karbon yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.
Baca Juga:
Menteri Trenggono 'Sulap' Kampung Nelayan Modern di Biak Numfor
Menteri Trenggono memaparkan, kawasan konservasi perairan Indonesia setiap tahunnya terus bertambah dan ditargetkan pada 2030 mencapai 32,5 juta hektare.
“Langkah ini berkaitan dengan implementasi program ekonomi biru yang salah satunya melalui perluasan kawasan konservasi dan dimana salah satu (targetnya) 32,5 juta hektare. KKP juga sedang membuat rencana target untuk dapat memperluas kawasan konservasi hingga 30% dari luas perairan,” ungkap Menteri Trenggono.
Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Baca Juga:
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pascaproduksi Perikanan Tangkap untuk Kepentingan Nelayan
Area ini erat kaitannya dengan blue carbon karena mangrove, lamun maupun biota lain yang ada di perairan tersebut mampu menyerap karbon dalam jumlah besar.
Menteri Trenggono menambahkan, selain konsisten memperluas area konservasi perairan, KKP juga segera menerapkan kebijakan penangkapan terukur sebagai upaya menjaga laut tetap sehat dari kegiatan penangkapan yang berlebihan dan praktik illegal fishing.
“Terkait pelaksanaan ekonomi biru di Indonesia, KKP mempunyai program prioritas selain memperluas area konservasi menjadi area terbatas juga menanggulangi overfishing, melakukan pembatasan kapal dalam menangkap ikan,” tambahnya.