Jurnalmaritim.id | Butuh kerja keras guna mewujudkan Indonesia menjadi salah satu poros maritim dunia.
Namun, dinilai belum ada upaya yang konkret dari pemerintan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Baca Juga:
Bijak Ber-TKDN, Pj Wali Kota Bekasi: "Jadilah Pahlawan dengan Berperan dalam Pertumbuhan Ekonomi"
Salah satunya adalah membangun pelabuhan internasional (international hub port) yang mampu melayani kapal tanker dengan bobot yang besar.
'Padahal, potensi maritim Indonesia sangat besar sekali. Selama ini, jika ekspor harus melalui pelabuhan Singapura,'' tutur Wakil Direktur I Politeknik Bumi Akpelni (PBA) Semarang Ridwan SSos MM di Semarang, Senin, 5 September 2022.
''Hal ini dikarenakan, kapal pembawa peti kemas dari Indonesia berlayar ke Singapura dan memindahkan peti kemas ke kapal yang lebih besar menuju ke AS dan Eropa,'' sambungnya.
Baca Juga:
Samosir Go Digital: Pemkab Samosir dan TAMADO Group Kolaborasi dalam Seminar dan Workshop
''Ini sudah dilakukan oleh Singapura sejak 1985 dan Malaysia pada 2000. Ekspor Indonesia sangat tergantung pada Singapura. Jika terjadi permasalahan di pelabuhan negara tersebut, Indonesia terganggu,'' tuturnya.
Menurutnya, ini jadi peluang besar untuk membangkitkan potensi maritim Indonesia jika membangun pelabuhan internasional lebih besar.
Perkembangan teknologi kapal saat ini sangat pesat. Sekarang ini, kapal besar dengan kapasitas 10.000 hingga 20.000 TEUs.