Jurnalmaritim.id | Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan penguatan budaya dan komunitas maritim menjadi modal penting bangsa Indonesia dalam mendukung keberlanjutan sumber daya laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Usaha penguatan budaya dan komunitas maritim bukan hanya untuk peningkatan kesejahteraan mereka dan keberlanjutan sumber daya laut, tetapi juga untuk kesejahteraan bangsa ini secara keseluruhan," kata Kepala Organisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN Ahmad Najib Burhani di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Baca Juga:
Bukan Isapan Jempol, BRIN Siap Gaji Talenta Iptek RI Selevel Negara Tetangga
Najib menuturkan selama ini komunitas maritim cenderung dilihat secara rendah. Mereka dianggap sebagai orang miskin dan rendah pendidikan.
Menurut dia, itu adalah pandangan yang keliru. Potensi yang dimiliki komunitas maritim sangat besar dan seharusnya bisa menjadi kekuatan bangsa, yang dapat dikaitkan dengan pilar-pilar poros maritim yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Beberapa pilar poros maritim seperti revitalisasi budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut dan ketahanan pangan, infrastruktur dan konektivitas, diplomasi maritim, serta pertahanan dan keamanan, sesungguhnya merupakan potensi komunitas maritim, yang harus dilihat secara serius.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Najib mengatakan komunitas maritim yang terdiri dari masyarakat pesisir dan nelayan merupakan pengemban budaya bahari atau maritim, dan selama ini mengelola pesisir berdasarkan kearifan lokal.
"Jika berbicara tentang revitalisasi budaya maritim dan pengelolaan serta pengadaan ikan, mereka kuncinya. Selama ini mereka telah memenuhi fungsi ini dengan kondisinya yang beragam," tutur Najib.
Pelayaran tradisional yang dilakukan para nelayan dan masyarakat pesisir telah menghubungkan banyak pulau sampai pelosok Tanah Air.