Saat ini sedang dikembangkan di Balikpapan, (Kaltim), Suwung (Badung, Bali) dan Banjar Bakula (Kalsel). Di bidang perumahan di antaranya rumah susun Pracetak Modular yang sudah digunakan di pembangunan Rusun ITB Jatinangor.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan Kementerian PUPR juga terus mendorong inovasi yang memberikan nilai tambah dan sisi lain yang lebih humanis pada setiap infrastruktur yang dibangun.
Baca Juga:
Polda Sulut Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-96 dengan Upacara Dipimpin Kapolda
“Salah satunya contoh inovasi yang telah dilakukan yakni pembangunan Jembatan Youtefa di Jayapura. Jembatan ini memiliki nilai inovasi sebagai jembatan pelengkung baja terpanjang di Papua dengan bentang 1,6 kilometer," kata Endra.
Material pelengkung yang dibangun oleh anak bangsa di 11 PT PAL dibawa sejauh 1.000 kilometer dari Surabaya lewat laut menuju Jayapura, untuk kemudian dirakit secara on-site dengan sangat presisi. Sementara itu Pejabat Fungsional Perekayasa Ahli Utama Arie Setiadi Moerwanto mengatakan inovasi dan teknologi yang telah dikembangkan ini juga harus didukung oleh pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Untuk itu Kementerian PUPR mengembangkan Program Magister Super Spesialis sejak 2020 untuk bidang teknik dan kita juga sedang menyiapkan Program Magister Super Spesialis non teknik,” kata Arie.
Baca Juga:
Dugaan Curi Arus di Pembangunan Rest Area Tol Medan-Binjai, Muslim Muis Minta Menteri BUMN untuk Mencopot Kepala PLN
Dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi yang diiringi dengan peningkatan kualitas SDM konstruksi diharapkan dapat mempermudah, mempercepat serta meningkatkan kualitas dan kehandalan dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia.
Pada tahun 2020-2024 Kementerian PUPR telah menetapkan target prioritas pembangunan infrastruktur. Di bidang sumber daya air di antaranya 61 bendungan di seluruh Indonesia dan jaringan irigasi untuk 500 ribu hektar daerah irigasi.
Bidang konektivitas di antaranya pembangunan 2.500 kilometer jalan tol baru dan 3.000 kilometer jalan nasional baru. Di bidang permukiman, direncanakan peningkatan akses air minum layak menjadi 100 persen, peningkatan akses sanitasi layak menjadi 90 persen, dan pembangunan serta rehabilitasi 5.500 unit prasarana dan sarana pendidikan, olahraga, dan pasar.