Fisuelri.id | Pangandaran merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis di utara, Kabupaten Cilacap di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia. Usianya baru satu dekade pada 2022 ini. Suku asli dan mayoritas yang mendiami wilayah Pangandaran adalah suku Sunda, sedangkan suku pendatang di Pangandaran adalah suku Jawa, Minangkabau, Madura dan lainnya di Indonesia.
Baca Juga:
Wilayah RT 03 Puri Bukit Depok Wujudkan Kampung Ramah Lingkungan
Nama Pangandaran berasal dari dua buah kata, yakni Pangan dan Daran. Pangan artinya makanan dan Daran adalah pendatang. Jika menilik dari kisah sejarah, nama Pangandaran ini memiliki arti sumber makanan bagi para pendatang.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Pangandaran. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Pangandaran yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sejarah Pangandaran
Baca Juga:
Pemkab Ciamis Salurkan Donasi Rp2 Miliar untuk Bantuan Kemanusiaan Palestina
Sejarah panjang Kabupaten Pangandaran bermula pada 1819 yang saat itu masih merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis. Setelah lama menjadi bagian dari Kabupaten Ciamis, muncul keinginan dari sejumlah tokoh masyarakat Pangandaran untuk berpisah dan membentuk kabupaten sendiri. Pada 1992, salah satu anggota DPRD Ciamis, yang juga tokoh masyarakat Cijulang yang bernama Haji Abdul Gofur mendapatkan informasi mengenai rencana pemekaran wilayah pesisir selatan Jawa Barat.
Rencana itu tidak terealisasi saat itu, tapi upaya untuk memekarkan diri dan membentuk Kabupaten Pangandaran terus dilakukan. Sejumlah deklarasi pembentukan Kabupaten Pangandaran dilakukan oleh sekelompok warga, di antaranya pada 2004 dan 2007. Pertanda baik baru muncul pada 2008 ketika DPRD Kabupaten Ciamis menyetujui pembentukan Kabupaten Pangandaran dalam Surat keputusan DPRD No 188.4/Kep.13/DPRD/2008.
Setahun kemudian, SK DPRD tersebut dikuatkan dengan SK Bupati Ciamis No: 135/Kpts.47-huk/2009 tentang persetujuan pembentukan calon Kab. Pangandaran. Puncak perjuangan pembentukan Kabupaten Pangandaran terjadi pada 2012, ketika DPR RI mengesahkan Undang-Undang No 21 tahun 2012 tentang penetapan daerah otonom baru Kabupaten Pangandaran, Rabu, 25 Oktober 2012. Penetapan itu disaksikan langsung oleh sejumlah tokoh masyarakat, Anggota DPRD Ciamis dan ratusan warga dari wilayah Pangandaran.
2. Pantai Pangandaran
Kabupaten Pangandaran identik dengan Pantai Pangandaran, destinasi wisata di Desa Pangandaran dan Pananjung, sekitar 222 km dari selatan Bandung. Pantai ini terkenal karena keindahan pasir hitam dan pasir putihnya dan berada di sekitar area Cagar Alam Pananjung. Pantai Pangandaran pernah dinobatkan oleh AsiaRooms sebagai pantai terbaik di provinsi Jawa Barat.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, sehingga pantai ini sempat dijuluki Kota Nelayan Kecil. Pantai Pangandaran banyak disebut sebagai salah satu pantai tercantik di Pulau Jawa. Pantai yang memiliki bentangan pantai yang luas ini telah menjadi objek wisata sejak 2012.
Kawasannya terbagi menjadi dua bagian yakni Pantai Pangandaran Barat dan Pantai Pangandaran timur. Keduanya dipisahkan oleh daratan yang menjorok jauh ke lautan atau yang biasa disebut sebagai teluk.
3. Wisata Pangandaran
Tak hanya punya Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran juga punya banyak tempat wisata menarik lainnya. Ada Cagar Alam Pangandaran yang merupakan rumah bagi berbagai flora dan fauna, beberapa di antaranya dilindungi.
Wisatawan dapat menjelajahi kawasan cagar alam ini dan bertemu dengan berbagai jenis satwa liar seperti rusa, kijang, lutung, hingga landak jawa. Cagar alam itu berlokasi di Penanjung. Tempat ini ternyata juga menyimpan jejak sejarah zaman Hindu.
Lalu ada Green Canyon yang oleh masyarakat setempat diberi nama Cukang Taneuh yang berarti jembatan tanah yang terbentuk secara alamiah melalui proses alam sehingga menghubungkan kedua tebing sungai. Destinasi wisata yang terletak di Desa Kertayasa, Cijulang ini menawarkan beragam aktivitas wisata mulai dari berperahu sambil menikmati pemandangan alam, berenang, dan bodyrafting.
Ada juga Pantai Batu Karas yang terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang dengan jarak 34 km dari Pangandaran. Objek wisata yang satu ini menawarkan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat juga pantainya yang landai membuat pengunjung betah berlama-lama di pantai ini.
4. Ronggeng Gunung
Seni tradisional asal Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, Jawa Barat ini dibawakan sejumlah penari yang menari dengan musik gamelan. Mereka tampil diiringi lantunan berbagai tembang atau kawih sinden. Selanjutnya, si penari akan mengajak penonton untuk ikut menari. Nantinya para penonton bersama penari membentuk lingkaran dan menari bersama-sama dengan ketukan gamelan dan nyanyian kawih dari sinden.
Ronggeng Gunung ini umumnya untuk memeriahkan berbagai acara. Kalau dulu hanya ditampilkan saat acara Khitanan atau Pernikahan, saat ini Ronggeng Gunung juga digelar untuk memeriahkan acara pemerintahan. Bahkan, Ronggeng Gunung bakal jadi bagian dari pariwisata Kabupaten Pangandaran yang sebenarnya lebih dikenal karena pantainya yang indah.
5. Kuliner Khas Pangandaran
Sebagai daerah yang kayak akan potensi baharinya, beragam kuliner khas laut ada di Kabupaten Pangandaran. Salah satunya adalah Ikan Jambal Roti. Ikan asin ini rasanya enak dan gurih, cocok dimakan dengan nasi hangat ditemani sambal dan petai.
Ada minuman Dawet Dewala yang berbeda dengan dawet yang berasal dari Jawa Tengah, yang umumnya berwarna hijau. Dawet Dewala berwarna hitam, karena terbuat dari ketan hitam. Ketan hitam ini terbuat dari serbuk hasil pembakaran batang padi yang diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan dawet yang wangi dan bertekstur lembut.
Ada pula Soto Pangandaran. Isian pada soto ini sebenarnya hampir sama dengan soto pada umumnya, seperti daging ayam, tauge, mie bihun, taburan daun bawang, kacang, kerupuk merah, dan bawang goreng. Perbedaannya yaitu adanya kerupuk warna merah yang ikut ditaburkan dalam penyajian soto ini.
Kerupuk tersebut merupakan salah satu olahan ikan tuna. Ada juga Pindang Gunung yaitu sup ikan yang berkuah dengan bumbu khas Jawa Barat, seperti buah kantan atau kecombrang.
6. Wayang Kulit Pangandaran
Daerah Jawa Barat umumnya identik dengan Wayang Golek, yakni wayang yang berbentuk boneka kayu. Sedangkan, wayang kulit identik dengan daerah Jawa Tengah. Namun di Kabupaten Pangandaran, terdapat kesenian Wayang Kulit. Kesenian ini merupakan akulturasi budaya Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang dibawa oleh para pendatang dari Jawa Tengah yang bermukim di Kabupaten Pangandaran.
Sebagian daerah di Kabupaten Pangandara ada yang berbahasa Jawa sehingga Wayang Kulit terkadang masih bisa disaksikan di sejumlah acara maupun perayaan. Sesuai dengan perkembangannya, wayang kulit terkadang tidak hanya menyampaikan cerita Ramayana atau yang berbau kerajaan, tapi terkadang dibubuhi humor-humor khas bahasa Jawa dengan akulturasi humor tren yang ada. [jat]