Muhammad Ansar, sebagai Penggagas Biosaka menjabarkan Biosaka mulai melakukan pendampingan diwilayah kabupaten Blitar sejak pertengahan tahun 2019 sampai dengan sekarang yang dimulai dari beberapa petani diwilayah kecamatan wates.
Dalam perkembangan dua tahun pendampingan melalui sistem getuk-tular dan dibantu oleh petugas pertanian lapangan dan pihak terkait biosaka hari ini sudah mulai diuji coba pada skala luas dihampir setiap kecamatan wilayah Kabupaten Blitar.
Baca Juga:
Kementan Instruksikan Bulog Wajib Serap 3 Juta Ton Beras Petani
“Kelebihan biosaka ini adalah efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi dan dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen. Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 mingggu,” jelasnya.
“Selain itu, cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit, cukup 40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk luasan 1.000 meter persegi, atau 400 mililiter untuk satu hektare tanaman padi. Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar tujuh kali. Dan yang lebih penting, penggunaan biosaka dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga jauh menghemat biaya produksi,” tambah Ansar. [jat]