"UMKM pemula banyak sekali yang tidak memperhatikan deskripsi produk. Padahal, bagaimana pelaku UMKM menyampaikan value produk itu kan melalui deskripsi," ujar Awe.
Kemasan Ramah Lingkungan
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Sementara, founder merek fashion lokal THENBLANK, Mutiara Kamila mengatakan, produknya saat ini menggunakan kantong belanja yang terbuat dari singkong (cassava bag) untuk mengemas produk THENBLANK agar lebih menarik.
Timnya juga membuat konten untuk menjelaskan keunggulan cassava bag yang ramah lingkungan, yakni bisa hancur saat dilarutkan dalam air panas.
"Ketika dapat cassava bag, customer ambil air panas, dilarutkan, dan ternyata benar cassava bag-nya hancur. Akhirnya mereka buat story (di media sosial), disebarluaskan. Jadi mereka punya experience juga. Ini menunjukkan betapa powerful-nya packaging, bisa kasih value lebih buat brand," ujar Mutiara dalam talkshow yang sama.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Mutiara mengungkapkan, cassava bag telah memberikan kesan kepada konsumen bahwa THENBLANK adalah produk fashion ramah lingkungan. Menurut dia, saat ini sekitar 55 persen penjualan produk berkat identitas ramah lingkungan tersebut.
Untuk terus menjaga identitas produk ramah lingkungan, THENBLANK pun akan membuat program daur ulang kemasan. Mutiara mengatakan bahwa THENBLANK akan mengumpulkan kemasan kardus tak terpakai dari para konsumen untuk didaur ulang menjadi buku catatan.
Selain itu, lanjut Mutiara, THENBLANK memanfaatkan kemasan untuk berkomunikasi dengan konsumen, yakni dengan menyematkan kutipan-kutipan terkait identitas produk.