Berkatnews.id | Pengamat pangan sekaligus Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma, mengatakan usia galon air minum dalam kemasan (AMDK) tergantung dengan treatment atau perlakuan dari para konsumen. Artinya, bagaimana mencuci galon itu saat menggunakan cucian kawat atau sebagainya.
"Jadi, perlakukan para konsumen lebih mempengaruhi usia atau ketahanan daripada galon itu menjadi cepat rusak atau tidak," ujarnya.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Untuk melihat galon AMDK itu masih layak pakai atau tidak, menurut Nugraha, itu sebenarnya sangat mudah. Dia mengutarakan ada ciri-ciri yang bisa diperhatikan para konsumen.
Di antaranya, dari integritas kemasannya apakah masih jernih atau tidak, ada atau tidaknya ada goresan di bagian dalam, dan apakah ada permukaannya masih halus atau tidak.
"Jadi, usia galon itu bermacam-macam, ada yang hanya 2 sampai 3 tahun bahkan lebih, dan itu sangat tergantung penggunaannya dan bagaimana treatment-nya. Kalau penggunaannya bagus dan tidak ada garis atau mungkin tidak tergores dan terbentur mungkin itu bisa lebih lama lagi," tukasnya.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Pinke Arfianti Dwihapsari, Pembina Industri dan Sub Koordinator untuk Fungsi Industri Minuman Ringan dan Pengolahan Hasil Holtikultura Kemenperin, bahkan mengatakan bahwa usia galon AMDK itu sekitar 2-3 tahun.
"Perkiraan ini juga karena seringnya galon itu digunakan juga untuk mengisi air isi ulang dari depot-depot," ucapnya.
Tapi, katanya, selama ini produsen memiliki kewajiban untuk mengawasi peredaran galonnya sendiri di pasar. Selain itu, pengawasan produk edar itu juga sudah ada di BPOM.