Sementara konsumen yang juga sebagai pelaku usaha kuliner, sempat menyiasatinya dengan membeli jenis cabai lain yang lebih murah, misalnya cabai rawit putih.
“Walaupun harga cabai sret belum benar-benar kembali ke harga normal, yaitu Rp25.000/kg, tapi konsumen sudah mau beli cabai srer dalam jumlah banyak, rata-rata sekitar 1 kg. Semoga harganya bisa turun lagi,” kata dia yang biasa menyediakan cabai sret 30 kg/hari itu.
Baca Juga:
Pasar Senen Blok VI Dibangun, Perumda Pasar Jaya Minta Pedagang Setor Bukti Keseriusan
Pedagang berbagai pangan lain, Suwarni, menyampaikan tidak jauh berbeda. Menurutnya, penurunan harga jual cabai sret membuat para pelanggannya tidak lagi memprotes senang.
Ketika harga cabai sret sedang tinggi, tidak jarang pelanggannya memprotes kenaikan harga tersebut karena dinilai memberatkan.
Apalagi banyak di antara pelanggan dia merupakan para pelaku usaha kuliner yang banyak membutuhkan cabai sret.
Baca Juga:
Pembangunan Pasar Senen Blok VI Mangkrak, Lahan Beralih Fungsi Jadi Hutan Rimba
“Kalau tidak salah, harga cabai sret turun sejak dua pekan terakhir. Pokoknya Agustus itu sudah turun terus tapi bertahap sedikit demi sedikit. Cabai memang begitu, kenaikam harganya cepet tapi turunnya lambat,” kata Suwarni.
Pedagang pangan lain, Kusmiyati, menyebutkan selain cabai sret, jenis cabai lain seperti cabai rawit putih dan cabai keriting merah juga turun. Harga kedua cabai itu masing-masing senilai Rp25.000/kg dan Rp50.000/kg.
Sementara itu, pedagang aneka makanan di Giritirto, Wiwin kini sudah kembali menggunakan cabai sret untuk berbagai olahan makanan termasuk untuk membuat sambal. Ketika harga cabai sret tinggi, ia mengaku harus menggunakan cabai rawit putih agar tidak rugi.