Faktor internal bisa muncul dari tekanan uap magma yang naik dari kedalaman. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari curah hujan dan tingkat evaporasi atau penguapan.
Berdasarkan pengamatan PVMBG, selama periode 1 Januari – 11 Februari 2022, terekam dua kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa frekuensi rendah dan 80 kali gempa hembusan.
Baca Juga:
Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Letusan Setinggi 800 Meter Hari Ini
Gempa hembusan ini menunjukkan adanya aktivitas hydrothermal di bawah tubuh gunung api.
Adapun energi gempa yang dicerminkan grafik RSAM (real-time seismic amplitude measurement) berfluktuatif dan tidak menunjukkan adanya pola kenaikan.
Sementara Pengamatan deformasi dengan menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) tidak menunjukkan adanya gejala inflasi (penggembungan akibat kenaikan fluida) pada tubuh gunung api. [jat]