“Saat ini tingkat aktivitas G. Tangkuban Parahu ditetapkan pada Level I (Normal),” ujar keterangan tersebut lebih lanjut.
Masyakarakat direkomendasikan tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan tidak mendekat atau beraktifitas di sekitar kawah aktif lainnya yang ada di Tangkuban Parahu.
Baca Juga:
Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Letusan Setinggi 800 Meter Hari Ini
PVMBG menyebut tingkat aktivitas akan dievaluasi kembali selama dua hingga tiga hari ke depan guna antisipasi gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Penyebab peningkatan aktivitas Tangkuban Parahu
Adapun peningkatan hembusan gas yang terjadi pada 12 Februari diduga akibat adanya air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan yang kemudian terpanaskan oleh batuan panas di bagian dangkal yang berada di bawah permukaan kawah.
Baca Juga:
Gunung Api Dukono Meletus Pagi Ini, Masyarakat dan Pengunjung Diimbau Tak Beraktivitas
Proses ini kemudian membentuk akumulasi uap air bertekanan tinggi hingga terjadi over pressure.
Akumulasi uap air tersebut selanjutnya keluar melalui rekahan sebagai zona lemah berupa hembusan yang cukup kuat. Hembusan yang berwarna putih menjadi indikasi adanya dominasi uap air.
Aktivitas vulkanik di dekat permukaan yang muncul tersebut bisa disebabkan adanya perubahan kesetimbangan energi, baik dari faktor internal ataupun eksternal.