Teten mengatakan pihaknya juga masih akan membahas pihak swasta atau BUMN yang bakal menggarap pembangunan pabrik minyak makan merah ini.
Mengenai harga jual ke masyarakat, Teten mengatakan minyak goreng merah bisa lebih murah dibandingkan minyak makan reguler.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Sebab, proses pengolahan buah sawit hingga menjadi minyak makan merah lebih sederhana. Selain itu, minyak makan merah juga kaya akan vitamin A karena tidak dilakukan proses bleaching.
"Target kami memproduksi 10 ton per hari, itu butuh sawitnya sekitar 50 ton per hari atau 1.000 hektar. Jadi setiap seribu hektar itu akan ada ini, pabrik ini" kata Teten. [jat]