Pesawat Jokowi lantas melintasi wilayah pegunungan Iran, untuk kemudian kembali berputar di rute semula ke arah Jerman, hampir membentuk lingkaran sempurna 360 derajat. Ketika manuver berputar akan berakhir, kecepatan kembali ke sekitar 442 knot.
Rombongan pun kembali melintasi wilayah perbatasan Iran-Turki di Yusefabad dan Yukarıbalçıklı. GA1 kemudian melanjutkan penerbangan melalui wilayah Turki, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Austria, untuk kemudian mendarat di Munich, pukul 16.47 UTC atau 11.47 WIB.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Lawatan Jokowi ke Jerman terkait dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. RI sendiri hadir dalam posisinya sebagai Ketua Presidensi G20.
Tak cuma itu, GA1 juga mengusung misi perdamaian. Dari Jerman, Jokowi akan bertolak ke Ukraina untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, untuk kemudian bertemu Presiden Vladimir Putin di Rusia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan manuver ini dengan tujuan mengatur waktu kedatangan di Munich.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
"[Pesawat] membuat orbit/holding untuk menyesuaikan waktu ketibaan di Munich agar tidak bersamaan dengan delegasi yang lain," ucapnya dalam pesan singkat kepada wartawan.
Bukan masalah keamanan? "Enggak lah," jawabnya, "Aman kok... don't worry".
Wartawan juga masih mengonfirmasi masalah ini ke pihak Istana Kepresidenan, namun pihak terkait belum memberikan tanggapan.