Anugerahnews.id | Pesawat yang ditumpangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk terbang ke Jerman, Rusia, dan Ukraina, yang diberi kode GA1 tampak memutar 360 derajat di atas wilayah udara Turki dan Irak.
Hal tersebut diketahui dari pantauan situs pelacak penerbangan Flightradar 24, pada Senin (27/6) siang.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Berdasarkan pantauan pukul 14.34 WIB, situs tersebut menampilkan garis ungu rute penerbangan yang sudah ditempuh GA1.
Bermula dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (26/5) pukul 03.28 UTC atau 10.28 WIB, pesawat itu melintasi Sumatera, Samudera Hindia, wilayah India, Laut Arab, dan Iran.
Tak lama setelah memasuki wilayah Turki, pukul 12.46 UTC atau 19.46 WIB, pesawat tampak melakukan manuver memutar balik. GA1 mulai membuat garis memutar di atas wilayah Yukarıbalçıklı dan Tekindere, Turki.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Pada saat berbelok ini ketinggiannya tetap berada pada 36 ribu kaki. Sementara, kecepatannya sempat melonjak drastis dari 449 knot menjadi 700 knot. Tak lama, kecepatan pesawat turun kembali ke 442 knot.
Pesawat terus membuat rute berbelok di atas wilayah Zincirkiran, Kazligol Beyarslan, Turki, sebelum kembali masuk wilayah Iran di Qur Shaqlu.
Saat bermanuver memutar di sekitar wilayah ini, menurut data Flightradar 24, kecepatan pesawat perlahan meningkat hingga puncaknya mencapai 524 knot.
Pesawat Jokowi lantas melintasi wilayah pegunungan Iran, untuk kemudian kembali berputar di rute semula ke arah Jerman, hampir membentuk lingkaran sempurna 360 derajat. Ketika manuver berputar akan berakhir, kecepatan kembali ke sekitar 442 knot.
Rombongan pun kembali melintasi wilayah perbatasan Iran-Turki di Yusefabad dan Yukarıbalçıklı. GA1 kemudian melanjutkan penerbangan melalui wilayah Turki, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Austria, untuk kemudian mendarat di Munich, pukul 16.47 UTC atau 11.47 WIB.
Lawatan Jokowi ke Jerman terkait dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. RI sendiri hadir dalam posisinya sebagai Ketua Presidensi G20.
Tak cuma itu, GA1 juga mengusung misi perdamaian. Dari Jerman, Jokowi akan bertolak ke Ukraina untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, untuk kemudian bertemu Presiden Vladimir Putin di Rusia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan manuver ini dengan tujuan mengatur waktu kedatangan di Munich.
"[Pesawat] membuat orbit/holding untuk menyesuaikan waktu ketibaan di Munich agar tidak bersamaan dengan delegasi yang lain," ucapnya dalam pesan singkat kepada wartawan.
Bukan masalah keamanan? "Enggak lah," jawabnya, "Aman kok... don't worry".
Wartawan juga masih mengonfirmasi masalah ini ke pihak Istana Kepresidenan, namun pihak terkait belum memberikan tanggapan.
Sebelumnya, pengamat penerbangan Garry Soedjatman mempertanyakan penyebab manuver pesawat ini sambil mengunggah gambar dari Flightradar 24. Respons warganet pun beragam, dari jenaka hingga prediksi serius. [jat]