Anugerah-News.id | Pengertian rezeki menurut Islam sangatlah luas. Rezeki adalah segala karunia Allah SWT yang dipakai untuk memelihara kehidupan.
Karena itu, ia hadir dalam berbagai bentuk. Bukan hanya sesuatu yang kuantitatif atau terukur, semisal uang.
Baca Juga:
Lebaran Idulfitri 1446 H, PLN Jawa Barat Sukses Jaga Pasokan Listrik Andal
Pemberian dari-Nya dirasakan pula dalam nikmat sehat dan ketenteraman hati. Wujudnya pun bisa berupa lingkungan yang kondusif untuk diri menjalankan ibadah sehari-hari.
Menurut Syekh Muhammad Mutawwalli Sya'rawi, dalam kitabnya Tilka Hiya al-Arzaq, rezeki terbagi ke dalam dua hal, yakni yang halal dan haram. Perbedaan antara keduanya sangat jelas.
Manfaat rezeki haram tidak bertahan lama. Nikmat darinya akan habis dalam waktu sekejap. Adapun rezeki yang halal menimbulkan keberkahan dalam hidup walau tidak bisa diukur secara kuantitatif.
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Islam mengajarkan umat manusia untuk berikhtiar, tidak berpangku tangan. Begitu pun dalam hal mencari rezeki. Nabi Muhammad SAW bersabda:
أن يحتطب أحدكم حزمة على ظهره، خير له من أن يسأل أحدا فيعطيه أو يمنعه
Artinya, “Salah seorang dari kalian memikul kayu bakar di punggungnya itu lebih baik daripada ia mengemis kepada seseorang, diberi atau ditolak.” (HR Bukhari).