Hal itu karena jarak yang lebih dekat kurang lebih 1 jam dibanding dengan pusat kabupaten maupun pusat provinsi yang ada di Pontianak.
Namun sejak pos lintas batas (PLB) ditutup akibat kebijakan pembatasan karena COVID-19 sekaligus sedang pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang, Sentra Industri Kecil Bidai Hasta Karya lebih memilih untuk memenuhi pasar domestik.
Baca Juga:
Kanwil DJPb Sultra: Realisasi KUR 2025 Capai Rp433,7 Miliar untuk 7.307 Debitur
"Sementara sekarang nih (PLB-nya kan ke) Malaysia ditutup, cuma sekitar sini. Bengkayang, Pontianak, Sintang, Kapuas, Jakarta pernah. Dijual Online (juga) lewat WA, dari teman ke teman. Karena permintaan di daerah kita masih banyak, jadi kita di sini dulu," ujar Roslinda.
Lebih lanjut Roslinda menjelaskan dalam mengembangkan usaha yang didirikannya sejak 2001 itu, ia memanfaatkan pinjaman dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI. Ia pernah dua kali memanfaatkan KUR Bank BRI sebagai modal dalam mengembangkan usahanya.
"Ini kan modal besar beli-beli rotan, banyak permintaan, jadi harus kita nyiapkan barang juga kan modalnya. Jadi minjam ke BRI untuk nambah modal, minjam Rp 50 juta," ujarnya.
Baca Juga:
Realisasi KUR Januari 2025 di Sultra Capai Rp102 Miliar untuk Ribuan Debitur
"Sebelumnya udah 2 kali (ngambil KUR Bank BRI), (pertama) Rp 20 juta itu, (kedua) Rp 40 juta. Jadi 3 kali total minjam KUR, buat modal bikin bidai semua," imbuhnya.
Roslinda pun bersyukur karena dengan KUR Bank BRI mendapatkan modal untuk dapat terus mengembangkan usahanya. Ia berharap ke depannya dapat dipermudah lagi saat hendak mengajukan KUR kembali.[zbr]