“Kita perlu mengatasi masalah ini secara proaktif untuk meningkatkan inklusi UMKM dalam rantai pasokan global,” tuturnya.
Keempat, kata Arif, ialah untuk mendorong pemanfaatan perdagangan dan investasi sebagai instrumen untuk menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
“B20 merekomendasikan kepada para pemimpin G20 untuk menjadikan perdagangan dan investasi sebagai penggerak yang memberi dampak bagi pembangunan hijau dan berkelanjutan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Vassilis Gkatzelis dalam diskusi panel mengatakan kebijakan yang tepat sasaran bagi UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih efektif dan inklusif.
Terdapat sejumlah upaya yang perlu didorong guna mencapai ketahanan rantai pasok lewat pemberdayaan UMKM.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
“Kebijakan ekonomi yang inklusif harus mampu memberdayakan semua pihak, mulai dari produsen kecil hingga pengusaha besar, untuk mendorong perdagangan sebagai pusat pemulihan ekonomi dan mengangkat miliaran orang keluar dari kemiskinan,” kata Vassilis yang juga turut hadir dalam panel diskusi tersebut.
Vassilis menuturkan, sektor UMKM sangat membutuhkan akses yang inklusif untuk bisa berkembang dan meningkatkan akses pasar, digitalisasi, dan peningkatan kapasitas manajemen bisnis. Untuk itu, akses terhadap perdagangan internasional dan investasi juga akan menjadi faktor yang penting bagi UMKM. Ia menambahkan, kolaborasi juga perlu ditingkatkan oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menjembatani kesenjangan dan memberdayakan UMKM.
Hal ini dilakukan dengan menyediakan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk mengkatalisis pertumbuhan dan membantu peningkatan bisnis, juga pengetahuan dan bantuan dalam adaptasi teknologi digital untuk mempromosikan inklusi UMKM.