Tonjolkan keunikan dan kelebihan produkmu
Jika produkmu memang memiliki keunikan dan kelebihan, atau beda dari produk sejenis yang ditawarkan kompetitor, tak perlu ragu untuk mencantumkan dalam deskripsi produk.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Misal, kamu menjual baju batik. Baju batik tersebut asli batik tulis tangan dari Kota Pekalongan. Motif parang yang dilukis pada bahan kain katun primis tradisional, sehingga terlihat bagus dan sempurna. Atau contoh lain menjual obat penumbuh rambut. Obat tersebut asli dibuat dari 100 persen minyak kemiri bakar, sudah teruji klinis, halal, dan terdaftar di BPOM sehingga aman digunakan.
Terapkan 5W1H
Seperti wartawan yang menulis berita menggunakan 5W1H, yakni Who, What, Where, When, Why, serta How, membuat deskripsi produk pun demikian. Untuk siapa produk ini? Yaitu yang menjadi target pasarmu, apakah itu pria atau wanita; anak-anak, remaja, dewasa, atau orang tua; kalangan bawah, menengah, atau bawah; ibu rumah tangga atau wanita karier, dan lainnya.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Apa detail produk tersebut? Meliputi bahan baku atau bahan dasar, netto, expired date, harga, dan lainnya. Kapan harus menggunakan produk? Apakah saat santai, acara resmi, setiap hari, berapa kali dalam seminggu. Selain ketiga hal di atas, membuat deskripsi produk juga harus mencantumkan penjelasan di mana konsumen harus menggunakan produk, mengapa produkmu lebih unggul dibanding kompetitor, dan bagaimana cara kerja produk tersebut. Namun dibuat sederhana dan to the point.
Menjawab kebutuhan konsumen
Deskripsi produk penting pula memasukkan kata atau kalimat yang menjawab kebutuhan konsumen atau mengetahui kesulitan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, baju kami didesain dengan resleting di bagian depan, sehingga membuat nyaman dipakai ibu menyusui. Selain itu, bahannya polycotton, kombinasi katun dan poliester sehingga adem dan nyaman di badan.