Saat ini Hananah bahkan sudah memberdayakan lebih dari puluhan pengrajin. "Sudah memberdayakan 20 orang lebih pengrajin. Di Desa Bandang Daja sendiri rata-rata pembatik," katanya.
Kedepan PHE WMO juga akan memfasilitasi upaya melestarikan cara pembuatan batik Tanjungbumi melalui upskilling. Langkah ini dijalankan agar ciri khas pembuatan batik Tanjungbumi tidak hilang dan bisa memperluas pasar.
Baca Juga:
Harris Bobihoe Ajak Pegawai dan Warga Beli Produk UMKM di Momen Lebaran Idulfitri
Admin Bakaoo.id, Halimatus bercerita sebelum menjadi mitra binaan PHE WMO dan bergabung dengan Bakaoo.id, para pelaku UMKM belum memahami teknologi pemasaran melalui Instagram maupun WhatsApp.
"Dengan adanya dukungan PHE WMO kita menjangkau lebih luas," katanya.
Dengan Bakaoo.id, para pelaku UMKM binaan PHE WMO bisa memperkenalkan produk mereka pada pasar yang lebih besar. Hal ini berdampak pada peningkatan omzet mereka.
Baca Juga:
UMKM Jawa Timur Berhasil Ekspor Perdana Gerabah Inovatif ke Jepang
"Kalau tiap bulan Rp 2 juta skala kecil, omzet sekarang bisa naik jadi Rp7 juta," pungkas Halimatus.[zbr]