WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Perekomian, Airlangga Hartarto mengatakan rata-rata perbankan takut memberikan kredit sampai 30% kepada UMKM. Sebab tak semua bank di Tanah Air bisnisnya berfokus pada UMKM.
Pemerintah menargetkan penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai 30% atau sekitar Rp 1.800 triliun dari total penyaluran kredit perbankan pada 2024. Dari target itu, saat ini realisasinya masih di kisaran 20%.
Baca Juga:
Jokowi Dijadwalkan Kampanye di Bali untuk De Gadjah Hari Ini, 22 November
"Memang bahwa perbankan lain sebetulnya agak ngeri dengan target 30% karena tidak semua perbankan konsentrasinya kepada UMKM," kata Airlangga dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2/2022).
Salah satu yang memberikan akses kredit kepada UMKM lebih banyak adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Airlangga meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatur porsi penyaluran kredit setiap bank agar agregatnya tetap 30% untuk UMKM.
"Yang jadi target adalah total agregatnya. Nanti silakan Kementerian BUMN mengatur, kredit sudah dimiliki oleh BRI yang menguasai 80% bisa dishare dengan BUMN lain dan dengan sektor lain di Himbara maupun Perbanas," ucapnya.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
Saat ini, penyaluran kredit kepada UMKM baru mencapai sekitar Rp 1.200 triliun dari target Rp 1.800 triliun di tahun 2024. Khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) porsinya baru Rp 337 triliun, sehingga masih ada gap besar untuk mencapai target.
Airlangga meminta, bank-bank di Tanah Air jangan ragu menyalurkan kredit kepada UMKM termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL), pemilik warung, hingga nelayan. Pasalnya mereka belum memiliki akses memadai kepada layanan keuangan dan rata-rata disebut tidak memiliki utang sehingga harusnya bisa diberikan kredit dan pendampingan untuk mendukung usahanya.
"Kalau kegiatannya digelindingkan atau dilanjutkan ke kredit super mikro baik itu PNM, UMi, super mikro BRI, ini kita bisa mendorong inklusi finansial dan melanjutkan modal yang diberikan pemerintah. Rata-rata mereka tidak punya utang dari yang kita lihat di lapangan," imbuhnya. [kaf]