UMKM.WahanaNews.co | UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari Pandemi Covid-19. Padahal, selama ini UMKM menjadi motor utama penggerak ekonomi nasional. Namun, memasuki 2022, perlahan tapi pasti, mereka bangkit.
Seperti UMKM penghasil produk kopi dengan brand Ijen Coffee. Ahmad Sapowy, pemilik UMKM ini mengaku pesanan kopi miliknya terus meningkat jika dibandingkan awal-awal pandemi Covid-19.
Baca Juga:
OJK Lampung Catat Penyaluran Kredit UMKM Kuartal III-2024 Meningkat 14,42%
“Dulu memang domestik sendiri permintaannya cukup banyak hingga 2 ton, namun sekarang perlahan permintaan sudah membaik walaupun masih diangka kwintal. Permintaan paling banyak sendiri memang kopi jenis arabica dan luwak yang sangat khas aroma dari wilayah Ijen,” jelas Ahmad kepada wartawan, seperti ditulis Sabtu (19/3/2022).
Tidak hanya itu, Kedai Kopinya di Dusun Pesucen, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi terus dikunjungi banyak wisatawan lokal. Kopi Banyuwangi yang terkenal dengan Arabica dan Luwak nya ini memang sangat disukai oleh para pelancong baik domestik dan mancanegara.
Ahmad mengatakan walaupun situasinya belum kembali seperti sebelum pandemi, ia cukup gembira dengan banyaknya wisatawan yang datang dan mencicipi kopi-kopi bubuk yang ia buat sendiri langsung di dapurnya.
Baca Juga:
Erick Thohir Dorong Pengembangan UMKM, Anak-Cucu BUMN Dilarang Ikut Tender di Bawah Rp 15 M!
Tidak hanya itu, UMKM lain yang mulai bangkit yaitu Pengrajin Anyaman Bambu Desa Gintangan, Banyuwangi.
Permintaan souvenir anyaman berbahan dasar bambu seperti Lampu gantung, topi, Kopiah, Caping dan sendal yang tadinya sempat anjlok hingga 70 persen saat pandemi, saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kebanyakan permintaan souvenir ini berasal wilayah Jawa dan Bali.
“Walaupun sempat mengalami penurunan omset selama 2 tahun terakhir sampai 70 persen, Desa Gintangan saat ini sudah perlahan dikunjungi wisatawan sehingga sedikit banyak kami dapat pemasukan darisana," terangnya.