WahanaNews.co | Sabtu (19/2/2022), seorang pengrajin yang mengahadiri festival Lansek Manih IV memberikan sedikit penjelasan mengenai tenun unggan.
Tenun Unggan merupakan sebuah produk unggulan asli dari Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, yang berasal dari Nagari Unggan, Kecamatan Sumpur Kudus.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Sama halnya dengan, kain tenun dari daerah lain, tenun unggan juga memiliki motif dan corak yang khas.
"Pemkab Sijunjung, sudah meresmikan tenun unggan sebagai produk unggulan sejak lebih kurang 20 tahun lalu," ungkap seorang pengrajin Tenun Unggan, bernama Sri Januestu Unggara, wartawan, saat mengisi stan di festival Lansek Manih IV, Sabtu (19/2/2022).
Ia menambahkan, pengrajin tenun unggan hanya berda di daerah Nagari Unggan, Kecamatan Sumpur Kudus.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
"Saat ini, ada sekitar 80 orang pengrajin tenun unggan yang masih aktif memproduksi kain tenun unggan," sebutnya.
Kata Sri, untuk mempertahankan eksistensi tenun unggan, agar terus diminati masyarakat, para pengrajain terus melakukan inovasi baru.
"Untuk mempertahan eksistensi dari tenun unggan, kami melakukan inovasi baru seperti, memadukan hasil Tenun Unggan dengan eco print," tutur Sri.
Ia menjelaskan, untuk pengrajin pemula menyelesaikan satu kain tenun unggan bisa memakan waktu satu minggu, sementara untuk pengrajin yang sudah mahir bisa menyelesaikan satu kain sekitar 2 sampai 3 hari.
Dikatakannya, pengrajin tenun unggan sudah ada yang menggunakan alat tenun otomatis, tetapai kebanyak pengrajin masih bertahan menggunakan alat tenun tradisional.
Harga satu kain unggun yang digunakan untuk dasar baju bisa diperoleh dengan harga Rp 300 ribu, sementara kain Tenun Unggan untuk dasar songket seharga Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu untuk satu kainnya.
Kata Sri, kendala para pengrajin tenun unggan di Nagari Unggan, yaitu dalam segi pemasaran dan permintaan pesanan.
"Biasanya pesan untuk Tenun Unggan, banyak dari masyarakat yang mengadakan acara pesta atau kegiatan kegiatan lain, tetapi karena dalam dua tahun kebelakang kita dalam masa pandemi Covid-19, sehingga tidak boleh ada acara, yang menyebabkan pesanan Tenun Unggan juga menurun," jelasnya.
Ia berharap, masa pandemi bisa segera berakhir, sehingga permintaan Tenun Unggan bisa kembali banyak.[kaf]