Seluruh karyawan yang direkrut adalah ibu rumah tangga. Dengan demikian, para ibu rumah tangga bisa memperoleh penghasilan tambahan.
Selain ibu rumah tangga, Sri Wigatiningsih juga merekrut para penjahit yang ada di daerahnya. Mereka dikontrak untuk membuat masker kain dalam jumlah tertentu, yang hasilnya disetorkan ke Sri Wigati.
Baca Juga:
Presiden Prabowo dan Sekjen PBB António Guterres Bahas Sejumlah Isu Strategis dalam Pertemuan Bilateral di Brasil
"Bahan-bahan dari saya, dan para penjahit tinggal mengerjakannya di rumah masing-masing. Sehingga mereka juga mendapatkan penghasilan lebih banyak," kata dia.
Momentum Pandemi Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi Sri Wigatiningsih membesarkan bisnisnya. Besarnya permintaan masker di masyarakat membuat dia mampu mengantongi omzet yang fantastis, yakni hingga 500 persen.
"Saya sampai kewalahan memenuhi order dari pembeli karena banyaknya permintaan masker. Tapi alhamdulillah bisa kami penuhi order-order yang masuk," jelasnya.
Baca Juga:
RI-Selandia Baru Tegaskan Komitmen untuk Tingkatkan Kerja Sama Kedua Negara
Meski permintaan masker sudah agak melandai, namun Sri Wigati masih tetap memperoleh cuan dari produk-produk aksesoris yang terkait masker, yakni strap masker. Produk strap masker menjadi best seller dari produk-produk lainnya yang dibuat oleh Sri Wigati.
Kini produk-produk tersebut tak hanya dijual di pasar domestik, namun juga diekspor di berbagai negara di Asean. Dia pun memilih menutup toko kelontongnya dan sepenuhnya fokus pada bisnis aksesoris.
"Permintaan yang masuk dari luar negeri itu juga berasal dari Shopee. Saya tinggal mengirimkan ke alamat pembeli, dan semua urusan untuk ekspor yang mengurus Shopee," jelasnya.[zbr]