WahanaNews.co | Meski ekonomi Indonesia paling besar bersumber dari sektor pangan dan pertanian, menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, sektor pangan Indonesia masih kalah dengan negara lain.
Menurut Erick, negara tetangga saat ini sudah berhasil menciptakan produk pangan unggulan dengan memanfaatkan riset dan teknologi. Sementara Indonesia hingga kini masih ribut dan berkutat soal masalah supply dan demand bahan pangan.
"Dan ini sudah terbukti, di beberapa negara tetangga sekarang punya produk unggulan berdasarkan riset teknologi. Kita masih terjebak supply-demand, masih terjebak bagaimana ketidakberpihakan kita kepada para petani. Sedangkan negara tetangga sudah punya produk-produk unggulan,” ujar Erick dalam peluncuran Holding BUMN Pangan bernama ID FOOD di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (12/1).
Untuk itu, Erick mengatakan bahwa Indonesia harus mampu membenahi supply dan demand di sektor pangan. Caranya yaitu dengan membentuk ekosistem yang tepat. Maka dari itu, Erick pun membentuk Holding BUMN Pangan yang diberi nama ID Food.
Entitas hasil penggabungan lima perusahaan pelat merah ini diberi amanah untuk melakukan perbaikan di sisi supply chain sektor pangan. “Ini artinya ID Food kita dorong, untuk melakukan perbaikan supply chance pangan kita yang selama ini tidak ada kepastian, dan tidak ada koordinasi satu sama lainnya,” ujar Erick.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Tempat Ibadah dan Jamin Keadilan Sosial di Jakarta
Erick pun menyatakan ia belum terlalu muluk-muluk untuk langsung membebankan perbaikan supply chain pangan di seluruh Indonesia. Pada tahap awal setelah holding ini terbentuk, Erick berharap paling tidak ID Food bisa melakukan perbaikan supply chain pangan di lingkungan BUMN terlebih dulu.
“Tentu kita tidak bicara seluruh Indonesia, kita bicara pihaknya kita dulu, perbaikan supply chance pangannya BUMN,” ujarnya.
Baru kemudian nantinya ID Food diharapkan bisa melakukan sinergisitas dengan BUMN lain seperti himbara, PTPN, Perhutani, hingga Pupuk Indonesia. ID Food juga didorong bisa melakukan pendampingan untuk para petani, peternak, dan juga nelayan. “Dan juga ada solusi pembiayaan yang benar, dengan data yang benar,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi berharap peluncuran identitas baru holding BUMN pangan bisa memicu semangat pihaknya untuk mewujudkan tiga tujuan utama.
Pertama, mendukung ketahanan pangan nasional. Kedua, menciptakan inklusivitas dan kesejahteraan petani, peternak. Ketiga, menjadi perusahaan pangan berkelas dunia. "Semoga BUMN Pangan dapat memberikan peran yang lebih pada ekosistem pangan nasional, sehingga bisa hadir di tengah masyarakat Indonesia,” ujar Arif.
[kaf]