Plt Kepala Dinas Pertanian Tanahdatar Sri Mulyani mengatakan, sekolah lapangan bagi petani ini merupakan proses pembelajaran nonformal bagi petani untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dari segi mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan di lapangan untuk dapat mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya yang ada.
”Sekolah lapangan ini diikuti kebanyakan kaum perempuan atau emak-emak karena memang lebih diminati kaum hawa ini disamping lebih tekun juga bersemangat,”katanya.
Baca Juga:
Bappebti Pilih Kalbar Jadi Tuan Rumah Literasi Bursa CPO ke-4
Terkait permasalahan di kalangan petani, menurut Sri masih ada petani yang belum melakukan budi daya sesuai good agricultural practices dan SOP baik saat budidaya maupun pengolahan dan pascapanen.
“Saat ini petani kita juga sangat tinggi akan ketergantungannya dengan penggunaan pupuk kimiawi maupun pestisida,”ujarnya.
Sri menambahkan, sekolah lapangan bagi petani ini sangat strategis terutama di sentra komoditi unggulan seperti tanaman cabai, bawang merah, ubi jalar, kacang tanah, kopi dan casiavera atau kayu manis.
Baca Juga:
Kriteria Sosok Capres di Mata 20 Juta Petani-Bos Sawit
Untuk sekolah lapangan di tahun 2022 ini ada 13 paket dengan 6 komoditi yaitu, cabai merah, bawang merah, kacang tanah, ubi jalar, kopi dan kayu manis, yang diikuti oleh 13 kelompok tani dengan jumlah peserta 260 orang dari 4 kecamatan dengan pertemuan secara berkala 1 kali dalam 1 minggu dari Juni hingga September. [jat]