Wahanatani.com | Kasus dugaan korupsi minyak goreng empat tersangka langsung ditahan Kejagung.
Para tersangka merupakan pejabat Kemendag dan pelaku sektor usaha di minyak goreng.
Baca Juga:
92 Perusahaan Sawit Bakal Diperiksa KLHK Terkait Kasus Minyak Goreng
Pertama, pejabat Eselon I Kementerian Perdagangan bernama IWW, Tersangka lainnya, adalah SMA, Senior Manager Corporate Affairs Permata Hijau, MPT Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, dan inisial PT sebagai General Manager bagian General Affairs PT Musim Mas.
PT Wilmar Nabati Indonesia merupakan anak perusahaan Wilmar Group, perusahaan kelas dunia di sektor sawit.
Wilmar Group dikenal sebagai produsen dari merek-merek beken minyak goreng seperti Sania, Fortune, Siip, Sovia, Mahkota, Ol'eis, Bukit Zaitun, dan Goldie.
Baca Juga:
Kena Sentilan Luhut, Ini 3 Raksasa Perusahaan Sawit RI Berkantor di LN
Produksi Wilmar Group pun tersebar di berbagai belahan dunia. Diketahui Wilmar Group didirikan Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong dan menjadi pemain penting dalam bisnis minyak goreng di Indonesia.
Menyadur CNBC Indonesia, menurut data Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Wilmar Group memiliki total lahan 354.250,33 hektare (ha) per 2020. Dari total lahan tersebut, 70% atau seluas 246.543,39 ha ditanam kelapa sawit, sedangkan lahan dalam skema perkebunan rakyat seluas 43.471,54 ha.
Langkah penting dalam bisnis Martua terjadi di tahun 1991. Ketika bersama Kuok Khoon Hong mendirikan perusahaan Wilmar International, yang sedari awal bergerak di bidang perkebunan sawit dan produsen segala produk yang terkait dengan kelapa sawit.
Kuok Khoon Hong disebut-sebut sebagai keponakan raja gula Robert Kuok Hock Nien, yang dulu berbisnis bersama Liem Sioe Liong.
Setelah kaya raya bersama Wilmar Group, Martua mengundurkan diri dari dewan perusahaan Wilmar pada Juli 2018.
Bersama Ganda, yang merupakan saudaranya, Martua mendirikan KPN Corporation. Perusahaan ini bergerak terkait dengan perkebunan kelapa sawit, pengembangan properti, dan manufaktur semen.
Martua Sitorus juga telah bekerja sama dengan Ciputra Group dalam membangun kota mandiri di Medan, Sumatra Utara bernama Gama Land. Keluarga Martua Sitorus menjadi pemilik dari sebuah perusahaan semen bernama Cemindo Gemilang.
Menurut Majalah Forbes, per 19 April 2022, kekayaan Martua Sitorus mencapai US$ 3 miliar dan berada di peringkat 1.029 orang terkaya dunia.
Pada akhir 2021, Martua Sitorus adalah orang terkaya ke-14 di Indonesia. Martua memiliki kekayaan bersih senilai US$ 2,85 miliar atau setara Rp 40,75 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300 per US$.
Saat ini, Wilmar memiliki lebih dari 450 pabrik dan jaringan distribusi di seluruh China, India, Indonesia, dan 50 negara lainnya. Grup perusahaan ini memiliki kurang lebih 92.000 karyawan dari berbagai negara.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Wilmar International, sampai dengan akhir tahun 2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 50,52 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 1,53 miliar. Total asetnya sampai tahun 2020 mencapai US$ 51,02 miliar. [tum]