Wahanatani.com | Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya memprioritaskan untuk mendorong pengembangan koperasi pangan dengan sistem pertanian terpadu (integrated farming system).
Sistem ini dinilai menjadi model yang tepat untuk ditiru para petani dan peternak maupun koperasi di sektor pangan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Baca Juga:
Menkop UKM Tagih Janji DPR untuk Segera Bahas RUU Perkoperasian
"Ini semacam menciptakan sirkulasi ekonomi,” ucapnya ketika mengunjungi peternakan Mas Ihsan Farm, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, sebagaimana dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (5/2/2022).
Lebih lanjut, dikatakan bahwa Mas Ihsan Farm dapat menghasilkan Rp12 miliar per tahun hanya dengan satu hektar (ha). Jika model seperti ini diadopsi, ungkap Menkop, maka akan menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Ia mengatakan peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Baca Juga:
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki Ikuti Jalan Santai Launching HPN 2024 di Monas
“Sektor ini menyumbang kontribusi sebesar 16,04 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada triwulan II-2021, meningkat 7,07 persen year on year (yoy),” ujar Teten.
Namun, tantangan yang harus dihadapi dalam konteks ini yaitu banyaknya skala usaha yang masih kecil-kecil dan perorangan atau sekitar 90 persen pelaku usaha perunggasan di Indonesia merupakan peternak unggas mandiri/perorangan, sehingga sulit menghadapi persaingan dengan konglomerasi peternakan.
Untuk itu, Teten memastikan akan mengajak pemilik Mas Ihsan Farm, Sri Darmono Susilo, menjadi inkubator mitra kementerian melalui program inkubator usaha yang ada di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).