Di sela pemenuhan komitmen produksi dan distribusi pupuk subsidi, PKT juga gencar melakukan upaya edukasi dan pemberdayaan bagi para petani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi. Salah satunya lewat program MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat), yang diinisiasi oleh Pupuk Indonesia.
"Program MAKMUR hadir untuk membangun kemandirian sektor pertanian agar tidak hanya bergantung pada pupuk subsidi. Tapi tentu tak sekadar mandiri, tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Di ekosistem MAKMUR, kami mengedukasi petani untuk menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman, sehingga produktivitas meningkat. Walaupun dari sisi harga, pupuk subsidi lebih mahal, tapi produktivitas bisa lebih tinggi," ujar Rahmad.
Baca Juga:
Ketua Komisi I DPRD Fakfak: Pupuk Kaltim Beroperasi dapat Menekan Angka Pengangguran
Perusahaan terus menggenjot program MAKMUR, PKT selalu mencari cara untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk, baik subsidi maupun non subsidi lewat inovasi dan teknologi. Salah satunya melalui pembangunan dan pengembangan kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat. Pembangunan pabrik pupuk di Fakfak ini nantinya akan menggenjot kapasitas produksi pupuk PKT dengan proyeksi sebesar 1,15 juta ton urea dan 825.000 ton amonia.
"PKT optimis mampu memenuhi kebutuhan pupuk subsidi dan non subsidi sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah dan mengawal ketat proses distribusinya. Upaya ini kami lakukan sebagai bukti komitmen kami untuk menyokong ketahanan pangan nasional," kata dia.
[Redaktur: Alpredo]