Wahanatani.com | Untuk memenuhi kebutuhan petani terhadap pupuk non-subsidi, PT Pupuk Indonesia (Persero) akan mengembangkan kios khusus komersil dengan target awal sebanyak 1.000 kios dan dipenuhi secara bertahap.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal di Surabaya, Sabtu (19/3/2022) mengatakan, saat ini hanya terdapat kios gabungan yang menjual pupuk bersubsidi dan non-subsidi, yang jumlahnya mencapai sekitar 8.000 kios.
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Pengembangan kios non-subsidi, kata Gusrizal, diperlukan untuk menampik tuduhan bahwa Pupuk Indonesia memaketkan keberadaan pupuk bersubsidi di dalam kios gabungan yang ada selama ini.
Selain itu, keberadaan kios non-subsidi ke depan juga akan dibutuhkan untuk mendekatkan kepada petani, sekaligus mendukung program nasional mendorong penyerapan pupuk non-subsidi.
"Untuk kios gabungan, kami tidak mengembangkan lagi, karena ke depan yang dibutuhkan adalah pupuk non-subsidi, serta sudah adanya alokasi yang terbatas," katanya.
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Ia menjelaskan, keberadaan kios non-subsidi juga akan menghilangkan adanya stigma yang menyebut bahwa petani dipaksa membeli pupuk subsidi di level harga non-subsidi.
"Pengembangan kios non-subsidi ini adalah program baru, dan belum ada. Oleh karena itu, pada tahap awal kami akan mengembangkan sebanyak 1.000 kios terlebih dahulu," katanya.
Sebelumnya, kunjungan Gusrizal ke Surabaya adalah untuk melakukan kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group dalam menargetkan swasembada gula pada 2024.
Target itu akan dicapai melalui realisasi Program Makmur dengan penyerapan pupuk untuk 20.000 petani dari masing-masing perusahaan perkebunan. [tum]