WahanaTani.com | Petani di Banyuwangi mulai membudidayakan tanaman porang. Tingginya permintaan pasar membuat areal penanaman budidaya umbi porang di Desa Sukorejo, Bangorejo, Banyuwangi, semakin luas.
Seperti yang dilakukan salah satu petani di desa Sukorejo, Siyam Tohari, yang mulai menanam porang di lahan seluas satu hektare. Siyam mengaku tertarik mengembangkan porang karena melihat peluang besar dari budidaya porang ini.
Baca Juga:
KemenKopUKM Dukung UMKM Kuliner Inovatif Olah Porang Jadi Produk Bernilai Ekonomi Tinggi
"Saya mendengar bagaimana tingginya permintaan porang. Akhirnya saya tergerak mencoba menanam umbi porang, apalagi tanaman ini tidak terlalu sulit perawatannya. Ini salah satu ikhtiar keluarga kami," cerita Siyam kepada Wakil Bupati Banywuangi, Sugirah saat menghadiri penanaman perdana porang di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo Banyuwangi, Selasa (5/10/2021).
Tanaman porang kembali menarik perhatian setelah beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo melarang ekspor porang dalam bentuk umbi. Presiden Jokowi menekankan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Umbi porang memiliki nilai jual tinggi. Umbinya memiliki kandungan Glucomannan dan kalsiumnya tinggi. Porang juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga membuat lem organik serta penjernih air.
Baca Juga:
Pemerintah Jawa Tengah Salurkan CPPD: 1.000 Warga Karanganyar Dibantu
Siyam mengaku bahwa untuk awal ini dirinya bersama 11 petani lain di desa tersebut menjalin kemitraan bersama salah satu perusahaan yang berpengalaman di bidang produksi pertanian, PT Zhafira Jaya Bumi (ZJB).
"Karena belum punya pengalaman mengembangkan porang, saya daftar kemitraan pada PT ZJB. Bulan (Oktober) ini kami akan mulai tanam dengan pendampingan dari mereka. Bismillah, semoga usaha saya berhasil," ujar Siyam.
General Manager PT Zhafira Jaya Bumi, Rizky Mahardika, menjelaskan pihaknya akan mendampingi para mitra petani sejak proses pembibitan, selama budidaya (on-farm), hingga pemasarannya.
"Kami juga memfasilitasi petani untuk mengakses permodalan dari perbankan. Dalam hal ini kami bersinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Muncar untuk membantu petani mendapatkan modal yang mereka perlukan untuk memulai budidaya porang," tutur Rizky.
Rizky menambahkan, pihaknya juga akan membantu mitra petani melakukan hilirisasi produknya, sehingga petani bisa mendapatkan nilai tambah dari usahanya tersebut.
"Di dusun ini ada 13 hektare. Rencananya yang ditanami 11 hektare, satu hektare untuk proses pembibitan, dan satu hektare lagi kami siapkan untuk pabrik. Pabrik ini kami target sudah berdiri sebelum musim panen 2022 mendatang sehingga kita bisa mengolah porang produksi petani di sini. Jadi selain menjual umbi porangnya, kita juga bisa menjual produk hilirnya, misalnya dalam bentuk chips atau tepung," ujar Rizky.
Untuk pemasaran produk, Rizky akan membantu petani agar produknya bisa tembus pasar ekspor. "Kami sudah punya pasar tetap di Cina, Eropa, dan Amerika sehingga petani tidak perlu risau karena produknya akan terserap pasar. Bahkan saat ini saja kami sudah mengantongi pre-order (PO) 200 ton chips porang," urainya.
Sementara itu, Wabup Sugirah mengapresiasi para petani yang terus berupaya menangkap peluang usaha di sektor pertanian, termasuk budidaya porang.
"Potensi pasar porang sangat luas. Saya senang petani Banyuwangi sudah bisa menangkap potensi ini untuk mengerek kesejahteraannya. Nanti Dinas Pertanian dan Pangan akan ikut mengawal program ini," kata Sugirah. [gab]