WahanaTani.com I Pemanasan global yang makin parah, ternyata bisa mengancam keberadaan kopi Papua. Bagaimana korelasinya? Mari simak penjelasan berikut ini:
Papua selama ini dikenal sebagai penghasil kopi terbaik di dunia. Kopi jenis Arabika typica ditanam oleh petani tradisional di lahan semi hutan di lereng-lereng bukit di pegunungan tengah Papua, mulai dari Pegunungan Bintang, Yahukimo, Lembah Baliem, Intan Jaya hingga Dogiyai.
Baca Juga:
Hasil Pilkada Papua Dipersoalkan, 13 Paslon Tempuh Jalur Hukum
Dikutip dari detiktravel, Sabtu (24/10/2021) kopi arabika ini pertama kali diperkenalkan oleh misionaris sekitar tahun 1970-an. Pada mulanya kopi ini digunakan untuk menutupi biaya operasional penerbangan pesawat kecil dari pedalaman ke Sentani atau Nabire.
Rasa kopi Arabika Papua sangat unik dan khas. Kopi ini ditanam pada ketinggian 1600 hingga 2000 mdpl, dengan suhu berkisar 15 sampai 21 derajat celcius.
Kopi arabika Papua ditanam secara organik, hanya mengandalkan kebaikan alam. Mulai dari panen, pasca panen dilakukan manual hanya dengan tangan.
Baca Juga:
Pendukung Salah Satu Paslon Pilkada di Puncak Jaya Bawa Kabur Kotak Suara
Pemanasan global menjadi ancaman serius bagi tanaman kopi arabika Papua. Perubahan iklim berdampak pada temperatur di Papua. Hal ini dikhawatirkan berpengaruh pada tanaman kopi arabika di pegunungan Papua.
Seperti diketahui bahwa kopi arabika sangat sensitif dan rentan terserang oleh penyakit. Pembukaan hutan untuk lahan pemukiman, pertambangan, pertanian dan pembangunan infrastuktur telah mengakibatkan kenaikan suhu di Papua.
Kenaikan suhu di tengah-tengah perubahan iklim dikhawatirkan akan memicu lebih banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi arabika.