WahanaNews-Tani | Akhir-akhir ini kesejahteraan petani Indonesia perlahan membaik, terbukti nilai tukar petani (NTP) meningkat menjadi 107,81 pada November 2022.
Nilai tersebut tumbuh 0,50% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 107,27.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
NTP menjadi indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi di atas 100, artinya petani semakin sejahtera, sebab harga yang diterima petani lebih besar dibanding yang harus dibayar.
Nilai Tukar Petani Indonesia (Sumber BPS)
Nov ’21 = 107.18 Poin
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Des ’21 = 108.34 Poin
Jan ’22 = 108.67 Poin
Feb ’22 = 108.83 Poin
Mar ’22 = 109.29 Poin
Apr ’22 = 108.46 Poin
Mei ’22 = 105.41 Poin
Jun ’22 = 105.96 Poin
Jul ’22 = 104.25 Poin
Ags ’22 = 106.31 Poin
Sep ’22 = 106.82 Poin
Oct ’22 = 107.27 Poin
Nov ’22 = 107.81 Poin
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tukar petani (NTP) sebesar 107,81 pada November 2022, menjadi yang tertinggi dalam 7 bulan terakhir.
Nilai tersebut tumbuh 0,50% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 107,27. Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani (lt) meningkat 0,66% menjadi 122,98.
Sedangkan, indeks harga yang dibayar petani (lb) hanya tumbuh 0,15% menjadi 114,07. Sebanyak tiga subsektor NTP terpantau mengalami kenaikan.
Secara rinci, subsektor tanaman pangan naik tipis 0,02% menjadi 100,43. Subsektor tanaman perkebunan rakyat juga tumbuh 2,57% menjadi 126,70. Kemudian, NTP di subsektor peternakan naik 0,14% menjadi 100,99.
Sementara, NTP subsektor hortikultura turun 2,57% menjadi 105,19. Subsektor perikanan turut terkoreksi 0,32% menjadi 104,90. Berdasarkan wilayahnya, sebanyak 24 provinsi mengalami kenaikan NTP.
Sedangkan, 10 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Riau mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 5,64%. Adapun, penurunan NTP paling dalam terjadi di Gorontalo sebesar 1,66%.(jef)