Sementara untuk menjaga keamanan pangan dibutuhkan pembangunan pertanian yang berbasis riset dan teknologi agar bisa meningkatkan produktivitas.
“Indonesia bukan baru berencana tetapi sudah memulainya. Kami memiliki ribuan hektare lahan di Sumatera Selatan dan juga Sulawesi Tengah untuk dijadikan food estate. Kalau Singapura mau ikut terlibat, mari kita kembangkan sama-sama,” kata Luhut.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
Dia mengajak Menteri Teo untuk datang melihat lahan yang sudah dipersiapkan di Indonesia.
Berkaitan dengan pembangunan ibu kota negara baru, Luhut membenarkan pertanyaan PM Lee bahwa Presiden Joko Widodo sudah menginap di tempat yang akan menjadi ibu kota kelak.
Pembangunan ibu kota negara baru bukan program jangka pendek hingga 2024, tetapi akan dilakukan secara bertahap hingga perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045.
Baca Juga:
Prabowo Resmi Tunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional
Menurut dia, pada tahap pertama hingga 2024, Indonesia akan membangun sendiri kebutuhan infrastrukturnya. Tetapi kemudian untuk membangun kota secara keseluruhan dimungkinkan adanya investasi yang luar negeri.
“Kami tentunya berharap nantinya Singapura akan ikut ambil bagian seperti halnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan China yang akan melakukan investasi di ibu kota negara yang baru,” kata Luhut.
Sementara itu, dalam keterangan tersebut, PM Lee menyampaikan dirinya menghargai langkah besar yang sedang dilakukan Indonesia, termasuk dengan pembangunan ibu kota negara yang baru. [tum]