Saat ini, proyek Pusri 3B masih dalam tahap evaluasi biding dokumen peserta tender dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2023.
Kemudian ada juga rencana pengembangan kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton.
Baca Juga:
Sekda Sumsel Terima Audiensi Direktur Bank Sampah Indonesia Bahas Program Palembang
Proyek ini sekaligus dapat menjadi proyek grass root dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Papua.
“Jadi hitungan kami kalau sekarang kapasitas produksi kami 13,97 juta ton, maka pada tahun 2030 setelah proyek tadi selesai akan menjadi 16,87 juta ton, atau naik sekitar 3 juta ton,” ungkap Jamsaton.
Adapun terkait harga pupuk yang mahal, Jamsaton menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan dampak perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga:
Polres Donggala Gagalkan Pengiriman 2.500 Kg Pupuk Bersubsidi dari Mamuju, Sulbar
Karena Rusia merupakan produsen dan pemasok bahan baku pupuk dunia.
“Gara-gara perang semua bahan baku diembargo, termasuk fosfat dan potassium. Jadi bukan hanya soal harga, tapi bahan bakunya yang tidak ada di pasar,” pungkas Jamsaton. [tum/surya.co.id)