WahanaNews-Tani | Produksi pupuk nasional konsisten meningkat bahkan di tengah dampak pandemi Covid-19.
Implementasi harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per juta Britis thermal unit (mmbtu) memiliki dampak positif pada kinerja produsen pupuk.
Baca Juga:
Sekda Sumsel Terima Audiensi Direktur Bank Sampah Indonesia Bahas Program Palembang
"Produksi kami naik sejak tahun 2017, sampai sekarang. Peningkatannya cukup signifikan," kata Achmad Tossin Sutawikara, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Minggu (5/2/2023), melansir dari Surya.co.id.
Lebih lanjut Tossin juga menyebutkan bahwa implementasi HGBT atau penyaluran gas murah, khususnya kepada industri pupuk, sejak tahun 2020 relatif berjalan lancar kepada lima anggota APPI, di antaranya Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pupuk Kujang, Pupuk Iskandar Muda, dan Pupuk Sriwidjadja.
Walaupun sesekali mengalami penurunan tekanan gas di waktu tertentu, namun tidak berdampak signifikan pada proses produksi pupuk secara keseluruhan.
Baca Juga:
Polres Donggala Gagalkan Pengiriman 2.500 Kg Pupuk Bersubsidi dari Mamuju, Sulbar
“Misal ke Petrokimia tekanan gasnya turun, tapi kemudian normal kembali. Artinya, HGBT sangat membantu capaian produksi,” jelas Tossin.
Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) Jamsaton Nababan, menambahkan, kebijakan gas murah atau HGBT juga berhasil meningkatkan efisiensi industri pupuk.
Menurutnya, produksi pupuk dan non-pupuk di lingkungan Pupuk Indonesia grup naik dalam dua tahun terakhir.