WahanaTani.com | Selain sebagai negara maritim, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berbasis pertanian. Dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan pasokan produk pertanian sepanjang tahun. Untuk itulah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkomitmen melahirkan 2.5 juta pengusaha muda dari sektor pertanian selama 5 tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Syahrul Yasin percaya bahwa anak muda Indonesia memiliki kemampuan, usaha dan kredibilitas untuk menjadi agripreneur atau pengusaha bidang pertanian. Telah lahir banyak petani-petani muda yang sukses dan beromset ratusan juta rupiah per bulannya.
Berikut sosok pengusaha muda bidang pertanian yang telah meraih sukses.
Baca Juga:
Cetak SDM Petani Unggul, Generasi Z Diminta Aktif di Dunia Pertanian
Michael Jovan, mendobrak jaring pemasaran dengan TaniHub
Michael Jovan dan kawan-kawannya dari Business Information System BINUS International, mendirikan TaniHub di tahun 2016. Para pengusaha muda ini tergerak karena melihat tomat hasil panen hanya dihargai Rp 600/kg. Padahal, harga di pasaran bisa sampai 10 kali lipat. Ketimpangan harga yang sangat nyata ini dinikmati oleh para tengkulak dan pedagang, bukan petani.
Baca Juga:
Kisah Pilu Pemuda Peserta Petani Milenial di Jabar, Merasa Dijebak Untung Tak Dapat Malah Terjerat Utang
Karena itu, TaniHub diluncurkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani, dan juga membantu masyarakat membeli produk pertanian dengan mudah. Hingga kini, TaniHub sudah bekerja sama dengan 30.000 petani yang tergabung dalam hampir 1.000 kelompok tani.
Rizal Fahreza, pengusaha muda yang ingin mengembalikan kejayaan Jeruk Garut
Rizal Fahreza mulai berbisnis di bidang pertanian sejak tahun 2017. Dia membuka lahan kebun jeruk untuk dikunjungi masyarakat umum. Berlokasi di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, pengunjung dapat memetik sendiri buah jeruk yang sudah matang. Kebun jeruk yang dia dirikan dengan nama Eptilu, mengusung konsep edukasi dan agrowisata.
Tidak hanya mengandalkan agrowisata, Rizal juga bermisi mengembalikan kejayan Jeruk Garut. Kini, Eptilu mampu mensuplai jeruk sebanyak 1,2 ton atau sekitar 400 dus jeruk per hari untuk Jakarta dan Bogor. Pasar yang ditarget pengusaha muda kelahiran Garut ini mencakup catering, koperasi karyawan, dan hotel bintang lima kawasan Jakarta dan Bogor.
Shofyan Adi Cahyono, sayur organik menembus pasar Singapura
Shofyan yang berasal dari Semarang telah memulai bisnisnya sejak tahun 2014. Dia berfokus pada sayur organik. P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) yang didirikannya telah mampu menembus pasar Singapura, selain meladeni sejumlah daerah di Pulau Jawa hingga Kalimantan. Ada sekitar 50 jenis sayuran organik yang SOM sediakan.
Selain sebagai pengusaha muda, saat ini Shofyan juga menjalani profesi sebagai konsultan pertanian, fasilitator, dan asesor pertanian organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) Jkarta.
Dodih, budidaya 70 jenis sayuran organik di Lembang
Dodih melakukan budidaya 70 jenis sayuran yang dipasarkan ke berbagai daerah seperti Bandung, Jakarta, Tasikmalaya, dan Padalarang. Sayuran yang dia produksi bersama kelompok taninya seperti paprika, cabai, kol, terung, buncis, tomat, kentang, ubi, kabocha dan masih banyak lagi. Baby buncis Kenya bahkan sudah menembus pasar Singapura.
Untuk memperluas cakupan pemasaran, pengusaha muda ini merintis situs jualsayuran.com untuk mempermudah konsumen membeli produk pertanian secara online. Saat ini, situs mereka baru melayani daerah Bandung, namun akan merambah daerah-daerah lainnya.
Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pertanian, selalu mendukung setiap usaha pebisnis muda dalam bidang pertanian. Kementan berharap generasi milenial tertarik untuk ikut meraih sukses sebagai pengusaha di bidang pertanian
Dipadukan dengan teknologi, pertanian di Indonesia mulai merambah dunia digital. Menjadi pengusaha muda di bidang pertanian tidak berarti hanya menjadi petani, namun juga bisa menggarap potensi bisnis di bidang pemasaran seperti TaniHub. [gab]