Menurut Ary, kurangnya aktivitas dan fasilitas olahraga itu, juga memberikan dampak pada kualitas kebugaran jasmani pada remaja di Indonesia. Dia menyebutkan hanya 2,1 persen pelajar yang masuk dalam kategori sangat aktif, sedangkan pelajar bugar pada kategori baik sekali hanya mencapai 0,14 persen.
Rendahnya angka kebugaran tubuh pada pelajar itu, disebabkan karena seluruh cara belajar maupun bekerja dan gaya hidup yang diterapkan oleh para pelajar, 90 persen tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan gawai.
Baca Juga:
Menpora Dito Harap Cabor Taekwondo Lolos Olimpiade 2028 Los Angeles
Melihat angka kebugaran masyarakat serta minimnya fasilitas dan memprihatinkan, dia mengatakan masyarakat perlu membiasakan diri setidaknya berjalan di dalam ruangan selama 45 menit hingga satu jam supaya kebugaran tubuh tidak berkurang walaupun pandemi COVID-19 sedang terjadi.
“Badan kita harus tetap digerakkan. Badan kita harus tetap sehat, badan kita harus tetap bugar. Di manapun dan kapanpun itu, apapun,” kata Ary. [gab]