Film “Dancing Gale” produksi Pomp Films disutradarai Sammaria Simanjuntak dan diproduseri Lies Nanci Supangkat. Film ini mengisahkan Uli yang kehilangan putrinya, Gale, dalam sebuah kecelakaan tragis. Karena putus asa, dia mencari bantuan dukun untuk menghidupkan kembali Gale. Sampai akhirnya, Uli pun menghidupkan sebuah patung kayu dengan darahnya setelah mengabaikan sebuah peringatan.
Film “Mad of Madness” atau memiliki judul Indonesia “Angkara Murka” merupakan produksi Forka Films yang disutradarai Eden Junjung dan diproduseri Ifa Isfansyah. Berkisah tentang Ambar dan anaknya Bondan yang memutuskan untuk bekerja di tambang pasir untuk menggantikan Jarot, suaminya yang hilang saat bekerja di sana.
Baca Juga:
Film "VINA: Sebelum 7 Hari" Pecahkan Rekor Penonton di Hari Pertama
Bogel, teman Jarot yang bekerja di tambang tersebut, memberikan kesaksian Jarot hilang dan dibawa setan di lokasi tambang karena tidak segera pulang ketika hari mulai gelap. Ambar yang masih berharap menemukan suaminya berusaha bersembunyi di lokasi tambang hingga larut malam untuk mencarinya.
Film “Into the Woods” produksi Talamedia disutradarai Ilya Sigma dan diproduseri Mandy Marahimin. Film ini berlatar tempat di hutan di wilayah Jawa. Dikisahkan, Vira dan sang pacar Derry, serta teman mereka Dharma mencari adiknya bernama Rere yang menghilang.
Tak lama kemudian, Vira mendengar suara Rere melalui walkie talkie yang mengatakan dia masih hilang. Geng ini mencoba menyelidiki kebenarannya, tetapi kemudian mereka bertemu dengan roh jahat yang merasuki tubuh Vira. Kini arwah Vira terperangkap dan ia harus memperingatkan yang lain untuk menjauh.
Baca Juga:
Bikin Takjub, Ini 5 Manfaat Nonton Film Horor untuk Kesehatan
Film “The Hidden Flowers” produksi Relate Films disutradarai Adriyanto Dewo dan diproduseri Perlita Desiani. Film ini mengambil latar Indonesia pada masa Perang Dunia II. Diceritakan, Desi diganggu oleh mimpi buruk yang terus berulang tentang perempuan berbaju putih memberi isyarat untuk kembali ke rumah leluhur suaminya.
Sesampainya di sana, Desi menemukan rumah tersebut telah diambil alih oleh pengurusnya, yang didukung oleh seorang mantan tentara yang berkhianat. Di sana, ia menemukan neneknya yang sakit jiwa tinggal sendirian dalam kemelaratan.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]