Dalam menjelaskan hadits tersebut Imam Al-Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin” menegaskan, “Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih”
Seorang yang berpuasa harus semakin disiplin bekerjanya, semakin inovatif dalam usahanya atau semakin rajin dalam belajarnya.
Baca Juga:
Begini Kisah Srikandi PLN Siaga Sepanjang Arus Mudik dan Balik Lebaran
Sehingga puasa benar-benar melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berdaya.
Kelima, merasakan lapar dan dahaga orang-orang yang dhuafa. Kita hanya merasakan lapar dan dahaga dalam sebulan saja itupun hanya di siang hari.
Sementara ada banyak orang-orang yang karena ketidakmampuanya merasakan lapar dan dahaga sepananjang waktu.
Baca Juga:
Lepas Pawai Takbir, Bupati Toba Sebut Toba Sebagai Gambaran Kerukunan Umat Beragama
Bisa makan pagi belum tentu sore. Bisa makan sore belum tentu bisa pagi.
Rasa lapar dan dahaga ini adalah cara Allah menumbuhkan sikap solidaritas terhadap sesama terutama kepada mereka para dhuafa.
Maka mengeluarkan kewajiban zakat baik zakat fithrah ataupun zakat maal, berinfak dan bersedekah untuk memberdayakan mereka adalah hasil yang bertumbuh pada jiwa seseorang yang berpuasa.