WahanaNews-Persona | Kemajuan teknologi digital memiliki dampak yang positif, salah satunya dalam sektor ekonomi.
Teknologi digital membantu masyarakat Indonesia dalam melakukan kegiatan dan kebutuhan sehari hari sehingga dapat dikatakan hal ini menjadi salah satu indikator pendorong kemajuan ekonomi.
Baca Juga:
Kementerian PU Siap Hadapi Mobilitas Masyarakat Saat Nataru 2025
Maka dengan kemajuan teknologi ini, perlunya pengetahuan literasi digital, Kominfo bersama DPR RI membuka ruang diskusi Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung “Dampak Literasi Digital Terhadap Perkembangan Ekonomi”, Secara Virtual.
Pada kesempatannya, diskusi dibuka oleh Anggota Komisi I DPR RI Dapil Bangka Belitung, Rudianto Tjen.
Ia mengatakan dalam digitalisasi, perdagangan menjadi lebih maju dimana dampaknya jelas dilihat dari penggerakan ekonomi UMKM ini.
Baca Juga:
Pj Bupati Abdya Sunawardi Hadiri Rapat Kerja dan Dengar Pendapat DPR RI
Sampai 2022 sudah terdata dan aktif kurang lebih 19 juta UMKM yang melakukan transaksi melalui digital.
“Diperkirakan 2025 mendatang, UMKM akan melakukan transaksinya melalui digital akan mencapai 50 juta UMKM,” tuturnya.
Ia menambahkan dengan penjualan melalui digital akan memperluas jaringan penjualan UMKM lebih masif lagi, yang sebelumnya usahanya perdagangannya masih lingkup kabupaten atau kecamatan, dengan menggunakan sistem digital ini sudah bisa bukan hanya dilevel kabupaten lagi namun go nasional.
“Banyak UMKM yang saya ketahui belum menjadi apa apa tetapi sekarang sudah go internasional, jadi saya bangga sekali dengan sistem digital ini,” tambahnya.
Dan cara promosinya sangat mudah hanya dengan foto, video, dan klip kemudian upload. Sehingga semua kebutuhan menjadi serba cepat.
“Kita harapkan bahwa dengan sistem digital ini UMKM kita dari hari ke hari makin jadi besar dan cemerlang,” ucapnya.
Selaras dengan pernyataan Rudianto Tjen, Imam Ghazali selaku Ketua Komisi Penyiaran Indonesia daerah Bangka Belitung memaparkan bahwa dampak dari literasi digital dalam aspek ekonomi, terutama apertumbuhan ekonomi Indonesia yang mana terdorong dari perkembangan teknologi digital.
“Sebenarnya Indonesia mengalami keterlambatan dalam digital, namun tidak menyurutkan semangat dalan sektor penyiaran,” pungkas Imam Ghazali.
Dia juga menjelaskan hingga saat ini kita semua sebenarnya mayoritas masyarakat Indonesia masih menonton televisi, meski semua sudah beralih menggunakan internet
“Tetapi yang harus kita pahami adalah televisi itu masih menjadi media rujukan bagi masyarkat,” tuturnya.
“Rujukan yang dimaksud adalah dengan kekayaan informasi yang kita dapatkan dan menjadi penyeimbang,” tambahnya. [afs]