"Ini kita harus pastikan betul. Uji klinis harus dilakukan, laboraturium seluler pada organ ginjal yang terdampak juga betul-betul dilihat betul," ujarnya menegaskan.
Dengan demikian, menurutnya, pemerintah bisa memastikan dengan benar apa yang menjadi penyebab dari gangguan ginjal akut, terutama pada anak.
Baca Juga:
Kasus Gagal Ginjal Pada Anak, Dokter Minta Orangtua Waspadai Gejala-gejala Berikut Ini
141 pasien meninggal Sementara itu, dalam keterangan persnya seusai rapat terbatas, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak mengalami kenaikan per 24 Oktober 2022.
"Kasus gangguan ginjal akut atipikal yang telah mencapai 245 kasus tersebar di 26 provinsi dengan angka kematian di atas 57 persen," kata Budi Gunadi.
"Adapun, per Senin terdapat 141 orang meninggal, sebelumnya dilaporkan 133 orang," ujarnya melanjutkan.
Baca Juga:
Marak Gagal Ginjal Anak, Puan Maharani Minta Pemerintah Harus Masif Edukasi Makanan Sehat Masyarakat
Kemudian, derdasarkan data Kemenkes kasus konfirmasi gagal ginjal akut yang terbanyak berasal dari DKI Jakarta yang mencatat 55 kasus. Kemudian, Jawa Barat di 34 kasus, Aceh di 28 kasus, Jawa Timur dengan 27 kasus, dan Sumatra Barat 17 kasus. Budi Gunadi mengungkapkan, bahwa jumlah kasus tersebut sudah mulai naik sejak Agustus 2022.
"Selanjutnya, pasien yang masih dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) sebanyak 66 orang dengan jumlah konfirmasi sembuh baru 38 orang dengan kesembuhan tertinggi berasal dari Jawa Timur yaitu 9 orang, disusul DKI Jakarta 6 orang sembuh," kata Budi Gunadi.
"Sementara itu, untuk konfirmasi meninggal DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan total kasus konfirmasi, yaitu 27 orang meninggal, kemudian Aceh 21 orang meninggal, Jawa Barat 18 orang, dan Jawa Timur 13 orang," lanjutnya.