WahanaNews-Persona | Invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung sejak diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022. Akibat invasi ini, pertumbuhan ekonomi lebih lambat, ratusan perusahan tutup sejak dimulai invasi, hingga warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Melihat dampak invasi Rusia ke Ukraina, beberapa tokoh pun berusaha mendamaikan Rusia dan Ukraina. Berikut ini 4 tokoh yang berusaha mendamaikan Rusia dan Ukraina dilansir beragam sumber, Minggu (10/7/2022).
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
1. Presiden Indonesia Joko Widodo
Membawa misi perdamaian, Presiden Indonesia Joko Widodo menemui Presiden Ukraina Volodymr Zelensky di Kiev serta Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dengan pengawalan yang ketat, Jokowi mengunjungi kedua negara yang hingga kini masih bertikai itu.
Ketika pertemuan di Kiev pada 29 Juni 2022, Jokowi menyampaikan pesan dari Zelensky kepada Putin untuk mencoba meningkatkan harapan perdamaian. Setelah dari Kiev, Jokowi bertolak ke Moskow untuk menemui Putin. Ketika sudah bertemu Putin, Jokowi menyampaikan kesiapannya menjadi jembatan komunikasi antara kedua pemimpin tersebut.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
2. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Pada 29 Maret 2022, Turki menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Panggilan telepon sudah dilakukan Erdogan dan Putin. Putin menyetujui pertemuan dari delegasi Rusia dan Ukraina diadakan di Istanbul.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Erdogan menggarisbawahi perlunya membangun gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina segera mungkin, serta meningkatkan situasi kemanusiaan di kawasan negara yang berkonflik. Erdogan juga menyatakan, Turki akan terus berkontribusi dalam segala cara.
3. Sekjen PBB Antonio Guterres
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyerukan agar invasi Rusia ke Ukraina segera diakhiri. Guterres dalam rapat khusus darurat Majelis Umum PBB tentang Ukraina, dilansir Xinhua pada 1 Maret 2022, mengatakan perang harus dihentikan. Para tentara harus kembali ke barak.
Para pemimpin harus mengupayakan perdamaian. Menurutnya, satu-satunya solusi adalah perdamaian. Senjata sedang berbicara saat ini, namun jalur dialog harus selalu tetap terbuka. Tidak pernah terlambat untuk melakukan itikad baik serta menyelesaikan masalah secara damai. [afs]