Menurut dia, tingginya elektabilitas Prabowo disebabkan karena pengalamannya dalam kontestasi politik, utamanya Pemilihan Presiden (Pilpres).
Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra itu justru mendapatkan suara dominan, hasil dari basis-basis pendukung pada pemilu sebelumnya.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid-Andika Perkasa Ditunjuk Jadi Timses Ganjar
Diketahui, Prabowo sudah tiga kali gagal memenangkan kontestasi Pilpres dalam kurun tiga Pemilu terakhir.
"Nah itu lebih kepada faktor bahwa ada pemilih-pemilih yang memang sejak pemilu sebelumnya. Itu sisa-sisa kekuatan Pak Prabowo di 2014, mungkin sejak 2009 ketika berpasangan dengan Ibu Mega," imbuh Arya.
Selain itu, Prabowo juga dinilai mampu membangun investasi politiknya sejak lama.
Baca Juga:
Andika Perkasa Sedih Ketika Mengenang Pengalaman Operasi Militer di Aceh
Sehingga dukungan dari masyarakat terhadap dirinya pun ikut meningkat.
Arya menjelaskan, Prabowo bahkan sudah membangun investasi politiknya sejak 2004 ketika ikut konvensi Partai Golkar.
"Dia masuk konvensi Golkar, meski dia kalah kan? 2009 pasangan sama Bu Mega sebagai wakil kalah, 2014 maju sendiri, 2019 dia kalah juga. Dia sudah ikut 4 kali kontestasi," tuturnya.